Chicago (ANTARA) - Harga emas merosot pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), mencatat kerugian untuk sesi ketiga berturut-turut menjadi menetap di level terendah dalam hampir dua minggu, karena investor menunggu rilis laporan inflasi harga konsumen AS untuk Juli.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange terpangkas lagi 9,30 dolar atau 0,47 persen menjadi ditutup pada 1.950,60 dolar AS per ounce, setelah menyentuh tertinggi sesi di 1.966,10 dolar AS dan terendah di 1.948,80 dolar AS.
Emas berjangka tergelincir 10,10 dolar AS atau 0,51 persen menjadi 1.959,90 dolar AS pada Selasa (8/8/2023), setelah jatuh 6,10 dolar AS atau 0,31 persen menjadi 1.970,00 dolar AS pada Senin (7/8/2023), dan naik 7,30 dolar AS atau 0,37 persen menjadi 1.976,10 dolar AS pada Jumat (4/8/2023).
Indeks harga konsumen AS untuk Juli akan dirilis pada Kamis waktu setempat dan indeks harga produsen akan dirilis pada Jumat (11/8/2023). Kedua angka tersebut dapat memberikan beberapa wawasan apakah Federal Reserve akan menaikkan suku bunga lagi pada September.
Para ekonom yang disurvei oleh Wall Street Journal memperkirakan harga konsumen naik 0,2 persen pada Juli, setara dengan kenaikan 0,2 persen pada Juni. Data Juni datang lebih lambat dari yang diperkirakan para ekonom, memicu harapan bahwa Fed dapat mengakhiri kampanye kenaikan suku bunga lebih cepat.
"Besok membawa data inflasi AS terbaru, yang akan menjadi titik referensi penting bagi Federal Reserve ketika komite bertemu bulan depan untuk memutuskan apakah akan terus menaikkan suku bunga atau jika inflasi sekarang cukup menurun untuk bank sentral AS dapat membiarkan suku bunga tidak berubah," kata Rupert Rowling, analis pasar di Kinesis money, dalam komentar email seperti dikutip Market Watch.
Emas juga berada di bawah tekanan karena China melaporkan penurunan harga konsumen sebesar 0,3 persen pada Juli, menurut laporan yang dirilis oleh Biro Statistik Nasional pada Rabu (9/8/2023). Ini merupakan penurunan pertama dalam dua tahun, meningkatkan momok deflasi dan semakin memperumit pemulihan China pasca pembukaan kembali COVID-19.
Harga emas telah jatuh selama seminggu terakhir karena dolar AS dan imbal hasil obligasi global, khususnya imbal hasil obligasi pemerintah, telah meningkat. Indeks dolar AS turun kurang dari 0,1 persen menjadi 102,47, tetapi tetap naik 0,4 persen sejauh minggu ini.
Imbal hasil pada obligasi pemerintah AS 10-tahun turun moderat sebesar 1 basis poin menjadi 4,01 persen, sedangkan imbal hasil pada obligasi pemerintah 2-tahun 6 basis poin menjadi 4,80 persen.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September tergelincir 7,60 sen atau 0,33 persen, menjadi ditutup pada 22,731 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober berkurang 11,50 dolar AS atau 1,27 persen, menjadi menetap pada 892,70 dolar AS per ounce.
Baca juga: Emas tergelincir oleh naiknya obligasi AS
Baca juga: Emas kembali jatuh karena dolar AS menguat
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto