Banjarmasin (ANTARA) -
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Kalimantan Selatan Muhammadun menyampaikan, pemerintah provinsi melalui instansinya serius untuk menganggarkan pengadaan metal detektor atau alat pendeteksi logam untuk tiap sekolah tingkat atas (SMA).
"Kita upayakan di anggaran biaya tambahan (ABT) tahun ini untuk pengadaan metal detektor itu untuk sekolah-sekolah, khususnya di SMA sederajat," ujarnya saat di SMK 5 Banjarmasin, Selasa.
Namun jika tidak memungkinkan, kata dia, pengalokasian anggaran untuk pengadaan metal detektor ini pada APBD tahun 2024.
"Kita pastikan rencana ini terwujud karenanya kita sangat serius untuk ini," ucapnya.
Dia pun memperhitungkan sementara untuk pengadaan metal detektor di setiap sekolah tersebut sekitar Rp2 miliar untuk SMA dan SMK se-Kalsel.
Madun, panggilan akrabnya, memastikan pengadaan metal detektor ini sangat penting, sebagai upaya pengawasan dan kewaspadaan dari berbagai barang terlarang, seperti senjata tajam dibawa siswa ke sekolah.
Hal ini juga terkait kasus di SMA 7 Banjarmasin beberapa waktu lalu, di mana seorang siswa ditikam teman sekolahnya sendiri di dalam kelas menggunakan senjata tajam yang di bawa dalam rumah.
Meskipun kejadian itu tidak menimbulkan korban jiwa, namun korban harus dirawat serius di rumah sakit karena menderita beberapa luka tusukan ditubuhnya pada 31 Juli 2023.
Di mana kasus ini pun berproses di ranah hukum, karena orang tua korban melaporkannya ke kepolisian atas penganiayaan anaknya tersebut.
Kejadian ini pun menggemparkan dunia pendidikan di Kota Banjarmasin bahkan di provinsi Kalsel pada umumnya, hingga Disdikbud Kalsel sebagai pembina sekolah tingkat atas SMA sederajat meningkatkan pengawasan terhadap siswa dan barang bawaannya.
"Karenanya penting kita lengkapi sekolah metal detektor ini, sebagai upaya untuk kejadian ini tidak terulang lagi, selain terus kita bimbing para siswa agar semua tidak ada berlaku kekerasan, bullying, apalagi tauran," demikian kata Kadisdikbud Kalsel Muhammadun.