Pegunungan Meratus memiliki keelokan tersendiri, khususnya dari sisi timur adanya Riam Kanan di wilayah Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.
Riam Kanan memiliki waduk yang sebagai sumber penggerak Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang diresmikan pada 1973 tersebut bersumber dari Pegunungan Meratus yang kini ditetapkan sebagai Geopark "Taman Bumi" Nasional 2018.
Perairan buatan yang masuk kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Adam tersebut terdapat beberapa situs Geopark Meratus yang kini diajukan ke UNESCO Global Geopark (UGGp).
Dari 54 situs Geopark pegunungan Meratus, terdapat 17 situs di sekitaran Waduk Riam Kanan tersebut, yakni, Sungai Kembang, Matang Keladan, Panorama Riam Kanan, Jejak Longsor, Keramba Ikan, Rumah Panggung.
Selanjutnya, Pulau Rusa, Gunung Purba, Pulau Bekantan, Pulau Pinus, Pulau Siram, Pohon Saksi Banjir/Ba'ah, Desa Wisata Balangian, Hutan Kahung, Makam Keramat, Saksi Desa Yang Tenggelam dan Batu Pasir Purmasi Manunggal.
Situs-situs Geopark Meratus di bagian Timur ini mengangkat tema "Pelayanan mengesankan menembus sejarah bumi dan manusia".
Panorama Riam Kanan
Riam Kanan memang menggambar panorama keindahan alam dan danau buatan yang disebut waduk dari bagian pegunungan Meratus yang tua.
Pegunungan yang dalam ilmu geologi terbentuk dari susunan kerak samudera yang disebut ophiolite, yang terangkat ke permukaan sejak 200-150 juta tahun lalu.
Dari gundukan tanah itu, terbentuk sungai di sekitarnya, termasuk Waduk Riam Kanan yang dulunya hanya aliran sungai berukuran sedang, namun menjadi danau besar setelah dibangun bendungan untuk pembangkit listrik.
Tidak hanya bermanfaat untuk penerangan rumah penduduk beberapa daerah, Waduk Riam Kanan yang membentuk adanya pulau-pulau, danau yang luas dengan warna air biru hingga teluk-teluk berkelok menjadikan sangat indah dan artistik.
Keindahan Panorama Riam Kanan tersebut sangat jelas jika dilihat dari Bukit Matang Keladan, ibarat menara pandang untuk menikmati hamparan danau buatan tersebut.
Danau yang menyimpan sejarah desa yang ditenggelamkan dengan segala ceritanya.
Danau yang menyimpan sejarah bumi dengan gunung berapi dasar laut, petilasan kapak batu hingga berlian.
Danau yang juga memberikan masa depan bagi mereka yang tetap bertahan.
Penuh Ikan
Waduk Riam Kanan tidak hanya menggambarkan keindahan, namun juga kaya ikan di dalamnya.
Ikan-ikan jenis air tawar berkembang biak sangat tinggi di perairan tersebut, hingga menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat sekitarnya.
Bahkan, ikan-ikan di sana menjadi sumber perekonomian bagi masyarakat yang tinggal sekitar 14 desa di wilayah Waduk Riam Kanan.
Pencarian ikan secara tradisional di waduk Riam Kanan tersebut sudah berjalan lama, hingga kini bahkan menjadi wisata pemancingan.
Banyaknya saat ini ikan jenis nila dan ikan mas, membuat mancing mania dari berbagai penjuru daerah berdatangan untuk menyalurkan hobi.
Bahkan lagi, wisata mancing di Waduk Riam Kanan tidak hanya siang, namun malam hari juga ramai, hingga 24 jam waduk itu tidak pernah sunyi dari pemancing yang datang.
Untuk memancing ke sana bisa menggunakan transportasi air atau kapal jenis "klotok" yang muatnya antara 10--20 penumpang.
Memancing sekalian wisata alam nan indah, hingga jadi betah seharian di sana.
Termasuk melihat banyaknya keramba ikan yang ada di danau tersebut, menjadi pemandangan yang indah pula.