Banjarmasin (Antaranews Kalsel) - Gubernur Kalimantan Selatan H Sahbirin Noor menyatakan mendukung pengembalian bekantan atau kera hidung panjang (Nasalis larvatus) dari Kebun Binatang Surabaya ke habitatnya di Kalsel.
Pernyataan orang nomor satu di jajaran pemerintah provinsi (Pemprov) tersebut disampaikan di Banjarmasin, Senin (20/6), sehubungan usaha pemulangan bekantan dari kebun binatang di Surabaya, Jawa Timur ke Kalimantan Selatan (Kalsel).
"Kan seperti kita manusia lebih senang hidup di alam sendiri secara bebas. Begitu pula bekantan mungkin akan lebih baik kalau hidup di habitatnya sendiri," ujar Paman Birin (sebutan lain Sahbirin) yang baru sekitar empat bulan menjadi Gubernur Kalsel.
Pengembalian atau pemulangan bekantan ke habitatnya, menurut dia, salah satu upaya menjaga kelestarian satwa langka tersebut dari kepunahan.
"Kalau satwa langka yang menjadi maskot fauna Kalsel itu punah, maka yang tinggal hanya patung bekantan yang besar di Taman Siring Sungai Martapura - Jalan Pierre Tendean Banjarmasin," demikian Paman Birin.
Sementara itu, Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) Kalsel berupaya memulangkan atau mengembalikan kera hidung panjang atau satwa yang tergolong pemalu tersebut ke habitatnya di provinsi yang terdiri atas 13 kabupaten/kota ini.
Salah satu upaya pengembalian bekantan tersebut ke habitatnya, SBI Kalsel beberapa waktu lalu melakukan penjajakan atau pendekatan dengan pengelola Kebun Binatang Surabaya, Jatim yang mengandangkan beberapa ekor primata satwa langka itu.
Upaya lain untuk pelestarian bekantan, SBI Kalsel bekerja sama dengan komunitas pecinta lingkungan dan atas dukungan pemerintah daerah setempat, menyediakan kawasan konservasi kera hidung panjang tersebut, yaitu Pulau Bakut Kabupaten Barito Kuala (Batola), Kalsel.
Pasalnya penyusutan populasi bekantan di Pulau Kalimantan terus berlangsung, di antaranya karena ulah manusia, dan hingga kini perkiraan hanya tinggal sekitar delapan ribu ekor.
Sementara data dari Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya dan Ekosistem (KSDE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, dalam 30 tahun terakhir populasi bekantan menyusut hingga 50 persen.