"Ini yang perlu kita genjot, untuk pemulihan lingkungan, disamping lingkungan menjadi baik, diharapkan nelayan juga meningkat pendapatannya,” tutur Hanifah.
Lebih lanjut, hanifah menerangkan mangrove merupakan tempat pemijahan ikan sehingga populasi ikan semakin meningkat yang berdampak terhadap pendapatan nelayan.
Hanifah, juga menjelaskan keberadaan mangrove di pesisir pantai Desa Sungai Bakau sangatlah kritis, sehingga di daerah ini sangat rawan terjadi abrasi menimbulkan banjir rob.
“Daerah ini memang daerah kritis ya, kita lihat sendiri tidak ada mangrove, hanya Lima yang tersisa, karena tentunya kalo tidak ada perlindungan mangrove, ini peluang robnya, abrasinya itu sangat besar terjadi,” ungkap Hanifah.
Baca juga: BKSDA optimalkan 40 ribu hektare kawasan mangrove di Kalsel serap karbondioksida
Sementara itu, Kepala Dusun 2 Sungai Bakau, Misransyah, menyampaikan rasa syukur dan apresiasi kepada jajaran Pemprov Kalsel, yang telah melakukan penanaman mangrove, sehingga daerahnya dapat terhindar dari abrasi.
Menurut Misransyah, Sungai Bakau sering terjadi banjir rob yang mengakibatkan abrasi, dan juga menyebabkan kerusakan pada beberapa rumah warga.
Untuk memperbaiki lingkungan pesisir, Pemerintah Provinsi Kalimantan mendorong pemulihan mangrove di luar kawasan atau Areal Penggunaan Lain (APL) dengan menggerakkan para pelaku usaha di daerah ini agar lingkungan menjadi baik dan tujuan menjadikan nol emisi dari laut dapat terwujud.
Baca juga: Paman Yani bahas tindak lanjut program rehabilitasi mangrove