Tokyo (ANTARA) - Harga minyak naik untuk hari kedua di awal perdagangan Asia pada Selasa pagi, karena rencana AS untuk membeli minyak untuk Cadangan Minyak Strategis (SPR) memberikan dukungan, sementara kebakaran hutan yang mengamuk di Kanada memicu kekhawatiran pasokan.
Minyak mentah berjangka Brent terangkat 31 sen atau 0,4 persen, menjadi 75,54 dolar AS per barel pada pukul 00.43 GMT. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 27 sen atau 0,4 persen, menjadi diperdagangkan pada 71,38 dolar AS per barel,
Kedua harga acuan naik lebih dari satu persen pada Senin (15/5/2023), membalikkan penurunan beruntun tiga sesi.
Departemen Energi AS mengatakan pada Senin (15/5/2023) akan membeli 3 juta barel minyak mentah buat SPR untuk pengiriman pada Agustus, dan meminta agar penawaran diajukan paling lambat 31 Mei.
"Pasar mendapat dorongan dari ekspektasi bahwa pembelian kembali minyak AS untuk cadangan strategis akan berlanjut jika harga WTI turun mendekati atau di bawah 70 dolar AS per barel," kata Toshitaka Tazawa, analis di Fujitomi Securities Co Ltd.
"Di balik kenaikan itu juga ada bargain-hunting oleh beberapa investor setelah penurunan tajam baru-baru ini," katanya.
Pekan lalu, Brent dan WTI berjangka turun selama empat minggu berturut-turut karena kekhawatiran resesi AS dan risiko gagal bayar utang pemerintah pada awal Juni. Harga acuan minyak terakhir mencatat penurunan mingguan serupa pada September 2022.
Namun, harga minyak pada Selasa pagi mendapat dukungan dari kekhawatiran pasokan yang berasal dari kebakaran hutan di Kanada.
Kebakaran yang meluas di Alberta, Kanada, memaksa lebih dari 30.000 orang mengungsi dari rumah mereka dan menutup setidaknya 319.000 barel setara minyak per hari atau 3,7 persen dari produksi nasional.
Pasokan minyak mentah global juga bisa mengetat di paruh kedua karena OPEC+ - Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya termasuk Rusia - merencanakan pengurangan produksi tambahan.
Di sisi lain, produksi minyak AS dari tujuh cekungan serpih terbesar akan naik pada Juni ke rekor tertinggi, data dari Badan Informasi Energi AS menunjukkan.
Manajemen baru perusahaan energi negara Venezuela PDVSA mengharapkan untuk meningkatkan produksi minyak negara itu menjadi 1,17 juta barel per hari pada akhir tahun sambil meningkatkan kegiatan penyulingan dan eksplorasi, sebuah dokumen perencanaan internal menunjukkan.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Nurul Aulia Badar