Jakarta (ANTARA) - Pasien gagal ginjal sekaligus diabetes melitus asal Banda Aceh, Murniati (68), bersyukur atas Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang telah membiayai secara penuh proses cuci darah di rumah sakit.
Dilansir dari keterangan tertulis BPJS Kesehatan yang diterima di Jakarta, Selasa, warga Desa Setui, Kecamatan Baiturrahman, Banda Aceh, itu terdata sebagai peserta JKN dari segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) yang didaftarkan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Aceh.
"Awalnya saya menderita diabetes melitus, belum pulih penyakit tersebut, saya lalu divonis kena penyakit gagal ginjal. Maka saya diharuskan untuk melakukan cuci darah oleh dokter yang merawat," katanya.
Ia harus menjalani pelayanan cuci darah secara rutin dua kali dalam sepekan di ruang hemodialisis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Zainoel Abidin Banda Aceh.
Beruntung Murniati telah didaftarkan oleh Pemda Aceh ke dalam Program JKN melalui Jaminan Kesehatan Aceh (JKA), sehingga tidak perlu khawatir memikirkan biaya pelayanan cuci darah. Murniati termasuk dalam golongan warga dengan tingkat ekonomi tidak mampu.
Selama menjalani program tersebut, Murniati mengaku tidak pernah mendapati kendala baik dalam proses administrasi hingga pelayanan oleh tenaga medis.
Baca juga: Program JKN bantu pasien gagal ginjal kronis biaya untuk cuci darah
“Yang saya ketahui cuci darah dan membayar sendiri biayanya bisa mencapai Rp1 juta untuk sekali cuci darah. Tentunya berat bagi saya yang tidak berpenghasilan serta suami saya yang tidak bekerja lagi dan sudah berumur," katanya.
Menurut Murniati, pelayanan tenaga medis di RSUD Zainoel Abidin juga tidak membedakan pasien JKN dengan asuransi swasta maupun mandiri, seluruhnya dilayani dengan baik.
“Pelayanan di sini bisa saya bilang bagus sekali karena semuanya dipermudah, kemudian mulai dari dokter, perawat, sampai kepala ruang hemodialisis di RSUD tersebut sangat baik, ramah, suka bercanda, juga sigap dan cepat, untuk memenuhi kebutuhan pasien. Pokoknya sudah seperti saudara semuanya di sini,” katanya.
Murniati berharap agar Program JKN dapat terus dilanjutkan dan dirasakan manfaatnya oleh seluruh masyarakat dengan keterbatasan ekonomi di seluruh Indonesia dalam memperoleh pelayanan medis.
“Saya bersyukur selama mendapatkan pelayanan kesehatan tidak ada biaya sedikitpun yang dikeluarkan. Terima kasih sekali semua ditanggung oleh JKN hingga saat ini kondisi saya sudah jauh lebih baik,” ujarnya.
Baca juga: Kualitas layanan JKN untuk pasien dialisis dinilai meningkat
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Risbiani Fardaniah