Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Manajer Penanganan Bencana Alam Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Mukri Friatna memberi apresiasi kepada perusahaan perkebunan kelapa sawit yang peduli terhadap pencegahan kebakaran hutan dan lahan.
“Kami sangat apresiasi terhadap Amara Group melalui salah satu anak perusahaan, PT Plantindo Agro Subur (PAS), mengadakan pelatihan terhadap Masyarakat Peduli Api dan simulasi pencegahan kebakaran lahan dan kebun,†ujar Manajer Penanganan Bencana WAHLI Mukri Friatna, di Banjarmasin, Kamis (26/5).
Menurut dia, pelatihan dan simulasi pencegahan kebakaran lahan dan kebun, berlangsung di PT PAS, Desa Teluk Haur, Kecamatan Candi Laras Utara, Kabupaten Tapin, dilaksanakan pertengahan Mei 2016, selama sepekan diikuti 35 perwakilan Masyarakat Peduli Api dari tujuh desa di sekitar perkebunan.
Diutarakannya, kegiatan seperti ini harus diberikan apresiasi, sehingga semua perusahaan melakukan hal yang sama, dan menjadikan upaya tersebut sebagai kewajiban.
Dijelaskannya, langkah-langkah preventif memang harus dilakukan, mengingat selama 18 tahun setiap terjadi kebakaran hutan dan lahan selalu cenderung saling menyalahkan.
Hanya saja, ucap dia, perusahaan hendaknya memperhitungkan sumber daya manusia dan sumber daya air, agar upaya pencegahan bisa optimal.
Untuk itu, sebut dia, upaya pencegahan tersebut seharusnya juga dilakukan perusahaan lain, dan pelaksanaannya serius dan penuh kesungguhan.
Terpisah, Pakar Hukum Lingkungan Universitas Lambung Mangkurat Dermawati Sihite menanggapi positif pelatihan penanggulangan bencana dan kebakaran lahan dilakukan perusahaan sawit tersebut.
Diterangkannya, upaya tersebut sangat efektif, karena bisa menjadi gerakan yang masif, untuk itu penanggulangan bencana kebakaran lahan tidak hanya berharap pada perusahaan atau pemerintah saja.
Dalam mencegah kebakaran, ungkap dia, tidak bisa berbicara dalam konteks hukum positif saja, termasuk ancaman pidana yang diberikan, justru tak kalah penting pendekatan sosiologis kepada masyarakat agar mereka bisa memahami mengenai kerugian jika terjadi kebakaran.
Sementara, Direktur Area Kalimantan Selatan Amara Group Didik Martanto menegaskan, kegiatan tersebut merupakan komitmen perusahaan dalam upaya melakukan tindakan pencegahan kebakaran lahan dan kebun.
Karena disadari, tegas dia, kebakaran lahan dan hutan menimbulkan kerugian sangat besar, baik dari aspek finansial, lingkungan, maupun kesehatan masyarakat.
“Tidak ada satu pun keuntungan diperoleh perusahaan dengan kebakaran lahan. Biaya perusahaan untuk melakukan perawatan dan pencegahan, jauh lebih hemat dibandingkan jika terjadi kebakaran,†demikian tegasnya.