Perang Ukraina-Rusia pada awal 2022 pun menyebabkan ketidakpastian di seluruh dunia sementara masih banyak ekonomi dalam tahap pemulihan dari pandemi.
Perang berdampak besar terhadap harga energi, khususnya pada industri semen adalah harga batu bara.
Pemerintah memperkenalkan skema harga batu bara DMO pada akhir 2021 dan sebagian besar perusahaan semen dapat menggunakan skema harga tersebut terutama pada semester kedua 2022.
Demikian pula, kenaikan harga BBM bersubsidi pada September 2022 telah mengakibatkan kenaikan biaya distribusi yang signifikan sehingga harga jual produk semen kantong harus dinaikkan kembali, walaupun sebelumnya telah ada beberapa kenaikan di bulan-bulan sebelumnya.
Baca juga: Disnakertrans Kotabaru beri penghargaan kepada Indocement Tarjun
Akibatnya, konsumsi semen di kuartal ke-4 di tahun 2022 turun sebesar 9 persen dibandingkan kuartal ke-4 di tahun sebelumnya dan menyebabkan konsumsi di tahun 2022 turun sebesar 3 persen.
Komposisi pasar semen kantong pada tahun 2022 adalah sebesar 73 persen yang merupakan posisi mayoritas dari total pasar semen.
Proyeksi di tahun 2023 ini, dengan kombinasi harga yang lebih tinggi dari tahun lalu dan curah hujan yang tinggi sejak awal tahun, permintaan semen kantong saat ini terlihat masih relatif lemah.
Antonius mengharapkan perayaan Idul Fitri pada awal tahun ini,permintaan semen kantong dapat mulai pulih pada Mei dan berlanjut ke Semester kedua karena belanja masyarakat dapat meningkat sebelum Pemilihan Umum pada 2024.
"Sementara itu, kami perkirakan permintaan semen curah akan tetap tumbuh karena Anggaran Infrastruktur yang dirangkum dari APBN 2023 ditetapkan 5% lebih tinggi dari tahun 2022," tutur Antonius.
Keuntungan Indocement naik 10,5 persen meski penjualan turun
Kamis, 30 Maret 2023 16:41 WIB