Banjarmasin (ANTARA) -
Ketua DPRD Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan H Harry Wijaya yang juga menjadi ketua badan anggaran dewan setempat menyatakan, belum menyetujui penyertaan modal kepada PT Pengelolaan Air Limbah Domestik (PALD) sebesar Rp98 miliar.
Harry menyampaikan di gedung dewan kota, Rabu, pernyataan yang disampaikannya ini sesuai hasil rapat anggota Banggar DPRD Kota Banjarmasin pada rapat dengan PT PALD dihadiri juga Kepala Badan Keuangan Daerah Kota Banjarmasin H Edy Wibowo serta instansi terkait, pada hari ini.
Rapat Banggar tersebut, ungkap Harry, terkait dengan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang penyertaan modal oleh Pemerintah Kota Banjarmasin bagi PT PALD secara bertahap dengan total Rp98 miliar.
Dinyatakan dia, Banggar belum mendapatkan rincian atau penjelasan secara terperinci terkait penggunaan penyertaan modal yang sangat besar diajukan tersebut.
Termasuk, kata Harry, Banggar meminta kepastian peningkatan pelanggan dengan diberinya penyertaan modal ini.
Sehingga, lanjut dia, dana yang akan dikucurkan tersebut benar-benar efektif memajukan PT PALD, dengan capaian peningkatan pelanggan yang signifikan.
Karenanya, kata Harry, Banggar meminta kajian yang sangat jelas dan terperinci terhadap semua ini, hingga dijelaskan pihak PT PALD lagi di rapat selanjutnya.
"Harus diperbaiki dulu dan kembali dilakukan rapat bersama Banggar. Secara umum saya mendukung penyertaan modal. Berapa jumlahnya disesuaikan dengan kemampuan APBD Banjarmasin," ujarnya.
Direktur PT PALD Kota Banjarmasin Endang Waryono menyatakan, PT PALD sangat membutuhkan tambahan modal dari pemerintah kota sebagai pemegang saham utama atau pemilik perusahaan untuk menambah infrastruktur jaringan perpipaan maupun lainnya.
Sebab, lanjut dia, saat ini operasional PT PALD untuk melayani masyarakat masih sangat terbatas, padahal potensi peningkatan pelanggan sangat besar.
Endang mengungkapkan, saat ini biaya operasional PT PALD lebih besar dari pendapatan, yakni, biaya operasional sekitar Rp500 juta, sedang pendapatan sekitar Rp300 juta.
"Kekurangan itu ditutupi adanya simpanan dana sekitar Rp3 miliar tertinggal saat ini, hanya bertahan hingga tahun 2024," ujarnya.
Menurut dia, jika tidak dilakukan penyertaan modal untuk menambah jaringan perpipaan agar memperluas jangkauan pelanggan, tentunya PT PALD sulit maju hingga mendapatkan laba yang bisa menyumbang pendapatan daerah.
Padahal, ujar dia, potensi pelanggan seperti sektor niaga dan perhotelan sangat besar bisa didapatkan dengan mempuninya infrastruktur yang dimiliki PT PALD.
Saat ini, ungkap dia, pelanggan rumah tangga PT PALD sekitar 5.000 atau baru 4 persennya, sedang untuk niaga sekitar setengah persen dari jumlah pelanggan PT Air Minum Bandarmasih Kota Banjarmasin yang mencapai 170 ribu.