Pasalnya, Ramadhan di Banjarmasin, Rabu, menyatakan penularan penyakit yang disebabkan virus nyamuk aedes aegypti terus meningkat pada saat ini.
Baca juga: Banjarmasin tingkatkan status waspada penyakit DBD
Baca juga: Banjarmasin tingkatkan status waspada penyakit DBD
Disampaikan dia, kasus penyakit DBD selama Januari 2023 ini sudah sebanyak 18 orang dirawat di rumah sakit.
Bahkan, lanjut dia, dua pasien mengisap penyakit DBD telah meninggal dunia, salah satunya anak berusia 10 tahun.
Meskipun sudah ada kasus meninggal dunia tersebut, ungkap Ramadhan, Kota Banjarmasin belum dinyatakan status kejadian luar biasa (KLB) DBD.
Dijelaskan dia, KLB DBD adalah terjadinya peningkatan jumlah penderita DBD di suatu wilayah sebanyak dua kali atau lebih dalam kurun waktu satu minggu atau bulan dibandingkan dengan minggu atau bulan sebelumnya.
"Atau bulan yang sama pada tahun lalu," tuturnya.
Dia pun menyampaikan, penanganan DBD saat ini ditingkatkan statusnya, sehingga tidak ada lagi yang sampai tidak tertolong, hingga meninggal dunia tersebut.
Guna menghentikan penyebaran virus nyamuk aedes aegypti ini, Ramadhan pun mengimbau agar masyarakat bisa melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) 3M plus dengan melibatkan lintas sektor.
"Selain itu, kita juga akan melakukan penyuluhan tentang DBD, pemberian serbuk abate dan fogging atau pengasapan untuk membunuh nyamuk dewasa," ucapnya.
Apabila terdapat warga yang memiliki gejala DBD, Ramadhan meminta agar sesegeranya di bawa ke pusat pelayanan kesehatan terdekat.
"Jika ada warga yang positif DBD akan dilakukan PSN dan penyelidikan epidemiologi serta jika memang urgent akan dilakukan fogging," katanya.
Tindakan fogging akan dilakukan jika memang di kawasan itu telah ada ditemui kasus DBD. Namun sebelumnya, warga setempat harus meminta langsung penyemprotan ke puskesmas setempat.
"Layanan fogging itu gratis jadi silahkan laporkan," ujarnya.
Baca juga: DPRD Banjarmasin prihatin kasus DBD saat ini sudah setara satu tahun lalu