Rantau (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, mencatat kasus stunting mengalami penurunan yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.
"Hasil SSGI (Studi Status Gizi Indonesia) 2022 prevalensi stunting di Tapin mengalami penurunan sebesar 19 persen. Dari 33,5 persen (2021) menjadi 14,5 persen (2022)," ujar Kepala Dinas Kesehatan Tapin Alfian Yusuf, Rabu.
Persentase itu terhitung dari 10.000 balita, kata dia, jika dihitung 14,5 persen itu jumlah kasus balita stunting di kisaran angka 1.100 orang.
"Tapin terendah prevalensi stunting se-Kalsel. Tinggal sedikit lagi untuk kita mencapai target nasional, yaitu 14 persen di 2024," ujarnya.
Kebijakan pemerintah daerah untuk menurunkan stunting ini, kata dia, terbilang serius dan berhasil.
"Misalnya saja, anggaran untuk penanganan stunting tahun sebelumnya Rp1 miliar., sekarang (2023) kita anggarkan Rp1,2 miliar," ungkapnya.
Tahun ini, ungkapnya, pihaknya juga menambah 75 lokasi fokus (lokus) stunting dari tahun sebelumnya, sehingga sekarang menjadi 100 lokus di Tapin.
"Seluruh stakeholder terlibat dalam penanganan stunting ini," ujarnya.