Banjarbaru, (Antaranews Kalsel) - Mantan Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) H Gusti Muhammad Hatta menyatakan perairan sungai di Kalimantan Selatan memerlukan perhatian serius dari semua pihak, karena tingkat pencemaran air sungai itu cukup tinggi.
"Pencemaran itu bukan saja berupa bakteri koli, tapi berbagai limbah yang baik secara langsung atau tidak langsung bisa membahayakan kesehatan bagi yang mengonsumsi," katanya di sela-sela Pembinaan Teknis Penilaian dan Rapat Kerja Teknis Penilaian Adipura di Banjarbaru (35 kilometer utara Banjarmasin), Rabu.
Kendati kini kembali menjadi dosen pada Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) Banjarmasin, dosen pascasarjana lingkungan hidup di Unlam itu mengaku dirinya masih sering menerima informasi tentang tingkat pencemaran air sungai di Kalsel.
"Kalau mengenai pencemaran bakteri koli, kita dapat mengatasinya antara lain dengan cara tidak membuang hajat (air besar) ke sungai.
Memang perilaku masyarakat Kalsel belakangan sudah berkurang kebiasaan buang air besar ke sungai. Hal itu terlihat dengan berkurangnya jamban di sungai," ujarnya.
Namun ada pula yang memerlukan perhatian bersama, lanjutnya, terutama bagi mereka yang tinggal di bantaran sungai agar membuat WC permanen supaya tinja yang merupakan biang bakteri koli jangan merembes keluar.
Sebagai contoh, kalau cuma membuat turap WC dengan ulin (kayu besi) bukan jaminan tidak akan merembes keluar, jika tidak melapisi lagi dengan semen, serta terjaga atau terpantau dengan baik pula.
"Menjaga atau memantau WC secara baik, yaitu melakukan pengurasan secara berkala, seperti menggunakan jasa dari Perusahaan Daerah Pengelolaan Air Limbah (PD PAL)," kata M Hatta.