Banjarmasin (ANTARA) - Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP) Kalimantan Selatan mencatat, pada triwulan I 2022 ada tiga negara yang mendominasi investasi Penanam Modal Asing (PMA), terbanyak ke sektor pertambangan dengan total nilai Rp336,24 miliar.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas PMPTSP Kalsel Hanifah Dwi Nirwana, Kamis, mengatakan sektor-sektor yang mendominasi realisasi investasi PMA, yaitu pertambangan sebesar Rp336,24 miliar, transportasi gudang dan telekomunikasi Rp80,53 miliar, dan tanaman pangan perkebunan peternakan Rp19,16 miliar.
"Investasi terbesar berasal dari Singapura dengan jumlah investasi sebesar Rp191,14 miliar. Terus disusul oleh Malaysia Rp111,13 miliar dan Tiongkok Rp60,02 miliar," ujarnya, Kamis, kepada ANTARA di Banjarmasin.
Sedangkan, capaian realisasi investasi Penanam Modal Dalam Negeri (PMDN) sementara ini masih jauh lebih tinggi. Dirincinya sektor pertambangan sebesar Rp1,83 triliun, sektor tanaman pangan, perkebunan dan peternakan sebesar Rp212,31 miliar, dan sektor transportasi, gudang, telekomunikasi sebesar Rp105,45 miliar.
“Realisasi triwulan pertama ini, kita sudah mencapai posisi Rp2,64 triliun. PMDN sebesar Rp2,19 triliun dan PMA sebesar Rp448,55 miliar," ujarnya.
Kalau dihitung secara proporsional di triwulan I ini, maka PMDN terlihat jauh lebih tinggi, yaitu 83,03 persen sedangkan PMA sebesar 16,97 persen.
Lokasi proyek investasi terbanyak, kata dia, berada di Kota Banjarmasin dengan 210 proyek, Kabupaten Banjar dengan 132 proyek, dan Kabupaten Tanah Bumbu beserta Kota Banjabaru sebanyak 112 proyek.
Menghadapi Triwulan II, Nirwana mengharapkan melalui pelaporan yang akan disampaikan oleh pelaku usaha sudah diproses, agar upaya pencapaian target tetap fokus.
“Kita sudah sampaikan kepada teman-teman di kabupaten kota untuk bisa terlibat di dalamnya untuk mengawasi dan memantau laporan untuk realisasi penanaman modal dan review agar target-target investasi 2022 dapat tercapai,” ujarnya.
Berikut perkembangan realisasi investasi di Kalsel dari tahun ke tahun, 2016 Rp9,63 triliun, 2017 Rp6,25 triliun, 2018 Rp11,70 triliun, 2019 Rp15,66 triliun, 2020 Rp7,76 triliun dan 2021 Rp12,71 triliun .
Baca juga: Pemerintah : Desa di Kalsel siap jadi penyangga IKN Nusantara
Baca juga: Ekspor dan impor Kalsel bulan Mei turun