"Kelesuan investasi perhotelan di daerah kita ini imbas dari nilai tukar mata uang dolar naik dan pajak jadi pemicunya," ujar Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal (BP2TPM) Banjarmasin Ikhsan Alhaq, Rabu.
Dia menyataka, sebagaimana tahun ini sudah tidak ada lagi investasi hotel masuk Banjarmasin, demikian juaga perkiraannya di tahun depan, keseluan investasi ini masih terjadi.
Menurut dia, hotel yang tumbuh di Banjarmasin saat ini merupakan investasi yang sudah masuk saat 2014 dan kebawah.
"Izinnya pun sudah lama terbit dan baru bisa diselesaikan tahun ini," jelasnya.
Bahkan, lanjut dia, ada hotel yang sudah diberikan IMB malah belum membangun, misalnya di samping RS Sari Mulia belum dibangun dan ada lagi di jalan A Yani.
"Kalau hotel baru yang ada di KM 6 Jalan A Yani itu (hotel Treepark) sudah investasi dan IMB dikeluarkan sejak 2011," papar Ikhsan.
Dituturkan dia, naiknya mata uang dolar dan pajak memicu harga bahan bangunan atau material turut menaik demikian pula jasa.
Sehingga, sebutnya, banyak investor hotel masih wait and see dan mengkalkulasi ulang biaya pembangunan hotel.
Menurut dia, di samping investasi hotel yang lesu, IMB untuk ruko sudah tidak banyak lagi pula. Ini beda dengan investasi perumahan yang masih pasang surut.