Marabahan (ANTARA) - Penanganan stunting menjadi perhatian besar Bupati Barito Kuala (Batola) Hj Noormiliyani AS di Kabupaten Barito Kuala.
Berbagai program seperti Permata Bunda (Pemberian Makanan Tambahan bagi Ibu Hamil dan Anak Balita) dan melalui satuan PAUD pemberantasan stunting dilakukan.
Bimbingan teknis Pelatihan Calon Pelatih (PCP) diklat berjenjang tingkat dasar penanganan stunting bekerjasama dengan IGTKI dan HIMPAUDI Kabupaten Batola, di Hotel Nasa Banjarmasin.
Kegiatan berlangsung dari Kamis hingga Sabtu (25 sampai 28 November) itu dibuka langsung Bupati Batola Hj Noormiliyani AS didampingi Kadisdik Batola Sumarji, Kamis (25/11).
Ketua Pantia Pelaksana Kepala Bidang Pembinaan GTK Dinas Pendidikan (Disdik) Batola Lulut Wijayanto Putro menyampaikan, kegiatan tersebut bertujuan mendukung program prioritas pemerintah untuk penurunan stunting.
"Penurunan stunting di Indonesia dikoordinasikan sekretariat wakil presiden melalui GTK PAHD dengan PCP guru PAUD dengan materi terkait stunting," jelasnya.
Sumarji menyampaikan, kegiatan yang pertama kali dilaksanakan di Batola tersebut diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi calon pelatih dalam hal ini guru-guru PAUD.
"Selepas kegiatan ini ibu-ibu kita harap bisa membagikan pengetahuannya pada rekan-rekannya yang lain. Mengingat pelatihan ini terbatas hanya untuk dua orang per Kecamatan,"ungkapnya.
Narasumber kegiatan sendiri adalah Mastani Kepala Sekolah TK Negeri 2 Alalak dan Hariani Kepala Sekolah TK Negeri Pembina Marabahan.
Kedua narasumber merupakan guru di lingkungan Disdik Batola yang telah mengikuti Bimtek PCP Diklat Berjenjang Penanganan Stunting untuk pendidik PAUD.
Bupati sangat mendukung kegiatan tersebut karena peningkatan kapasitas tenaga pendidik PAUD merupakan indikator hasil Investment On Nutrition And Early Years Program (INEY) dalam upaya pencegahan stunting dengan sasaran prioritas rumah tangga yang mempunyai ibu hamil, ibu menyusui, dan anak usia 0 hingga 23 bulan atau rumah tangga 1.000 HPK.
"Ini merupakan bentuk upaya sosialisasi program pemerintah dalam percepatan pencegahan stunting melalui PAUD kelas pengasuhan," jelas bupati.
Tambahnya, tenaga pendidik PAUD harus sensitif gizi dan harus mampu mendorong stimulasi dalam upaya penanganan stunting, baik terkait pola makan, pola asuh, dan pola sanitasi.
"Melalui program ini, performa dan kompetensi guru PAUD diharapkan dapat meningkat. Selain memiliki pengetahuan memadai, para calon pelatih diharapkan dapat memiliki kemampuan menjawab tantangan kekinian masalah PAUD," harap bupati.
Pada kesempatan itu, bupati lebih banyak berinteraksi langsung dengan 34 peserta yang berhadir.
Bupati bertanya langsung dengan para guru PAUD terkait permasalahan yang ada di lapangan. Para peserta nampak sangat gembira bisa berdialog langsung dengan bupati bahkan berebut berswafoto.