"Kami sengaja menanam pohon langka dalam rangka HMPI yang jatuh pada 28 November 2021," ujar Sekretaris Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut melalui WA-nya, Kamis (25/11).
Alumnus Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin yang berkampus di Banjarbaru itu menerangkan, pohon-pohon langka yang mereka tanam antara lain ulin, kamundai, mahrawin dan pohon layung.
"Penanaman pohon langka tersebut sebagai partisipasi komunitas lingkungan untuk melestarikan tanaman khas daerah kita atau Kalimantan yang terancam punah," ujar wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel V/Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Balangan dan Kabupaten Tabalong itu.
"Kegiatan penanaman pohon langka tersebut di Kampung Sulangai, Desa Solan (sekitar 300 kilometer utara Banjarmasin) Kecamatan Jaro 'Bumi Saraba Kawa' Tabalong, Ahad lalu (21-11-2021) melibatkan Komunitas Relawan Pusaka, Alumni EcoLiteracy Camp, dan Peserta Youth Broadcasting Class.
Selain itu, Gerakan Sedekah Sampah dan PKS Muda Chapter Tabalong, dengan total peserta yang terlibat dalam aksi penanaman pohon langka tersebut sekitar 50 orang pegiat komunitas.
"Total pohon yang kami tanam sekitar 500 batang pada beberapa titik. Di Kampung Sulangai sendiri adalah titik utama," papar laki-laki kelahiran "kota minyak" Tanjung (237 kilometer utara Banjarmasin), ibukota Tabalong.
Ia menambahkan, kegiatan itu sendiri yang menggelar Perkumpulan Pusaka, sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang pendidikan, sosial budaya dan lingkungan hidup. Di LSM tersebut, Sekretaris Fraksi PKS yang masih tercatat sebagai Direktur Eksekutif-nya.
"Pohon yang kami tanam mayoritas bantuan dari Dinas Kehutanan Kalsel dan HMPI menyelenggarakan menanam pohon bersama Gubernur setempat H Sahbirin Noor atau Paman Birin, serta juga ada donasi pohon dari beberapa pegiat lingkungan di Tabalong," jelasnya.
Pohon dari Dinas Kehutanan Kalsel sendiri di antaranya trembesi, spatudea, durian, sirsak, mente dan alpukat. "Donasi dari Pak Isyayar Sumba, pelestari tanaman lokal kami dapat bibit ulin, sementara dari warga Sulangai kami diberi bibit layung, kamundai, mahrawin dan beberapa bibit khas lokal lainnya," demikian Firman.
