Banjarmasin (ANTARA) - Pakar ilmu pertanian dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Prof Dr Ir Ismed Setya Budi, MS, IPM mengatakan program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) bisa disinergikan dengan program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) dalam mencetak petani milenial.
"Jadi melalui magang mahasiswa, mereka bisa membantu membina pemuda desa berwirausaha di bidang pertanian," terang Ismed di Banjarmasin, Senin.
Dijelaskan dia, MBKM yang digagas Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim bisa memberikan kesempatan mahasiswa pulang kampung sebagai kegiatan akademis belajar sambil mengabdi di desa selama tiga semester.
Dalam kurun waktu itulah, mahasiswa memberikan pendampingan ataupun terlibat langsung menjadi pelaku usaha pertanian dalam program YESS yang digulirkan Kementerian Pertanian jika memungkinkan.
Diakui Ismed, program YESS sangat bagus sebagai wujud untuk menyelamatkan kemandirian bangsa di masa depan. Apalagi pertanian terbukti jadi sektor usaha yang tangguh saat pandemi COVID-19.
Kementerian Pertanian telah membaca masalah krusial kelemahan petani yaitu pendidikan rendah, kurang modal dan umur tua. Sehingga peran petani milenial punya harapan cerah.
Menurut dia, perlu pendampingan yang berkelanjutan dan sistematis. Kemudian upaya kongkrit berdasarkan permasalah spesifik lokasi. Misalnya, membantu mencarikan solusi agar petik jual tidak lagi terjadi tapi minimal ada sentuhan pengolahan supaya nilai jual jadi tinggi.
"Karena sudah memasuki tahun kedua maka program YESS perlu dievaluasi menyesuaikan era digital dan pandemi yang masih belum jelas kapan berakhirnya," jelas jebolan Doktor Ilmu Pertanian Universitas Brawijaya itu.
Kementerian Pertanian bersama International Fund For Agricultural Development (IFAD) berupaya menciptakan wirausaha milenial tangguh dan berkualitas dengan rentang usia 17 sampai 39 tahun melalui program YESS.
Selama enam tahun yang dimulai sejak 2019 dan berakhir 2025 mendatang, program YESS membantu pemuda yang memiliki minat tinggi berwirausaha di bidang pertanian mulai pertanian budidaya, peternakan hingga perkebunan.
Ada empat provinsi jadi percontohan yaitu Kalimantan Selatan, Jawa Barat, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Di Kalsel, ditarget mencetak 5.000 petani di tiga kabupaten yaitu Kabupaten Banjar, Tanah Laut dan Tanah Bumbu.
Sementara yang sudah diintervensi sekitar 2.000 orang dengan hibah kompetitif Rp3 miliar untuk bantuan modal.