Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)Bandarmasih Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, menyatakan kondisi air sungai Martapura saat ini mengalami keasinan yang sangat tinggi, hingga tidak dapat diproduksi menjadi air siap kosumsi.
Menurut Direktur Utama PDAM Bandarmasih Kota Banjarmasin Ir Muslih, Senin, terjadinya kemarau membuat sungai Martapura di Banjarmasin mengalami keasinan yang kadar garamnya mencapai 5.000 miligram per litarnya, membuat PDAM tidak bisa mengambilnya sebagai bahan baku untuk produksi air bersih.
Karena instalasi yang ada di PDAM hanya bisa mengolah air dengan kadar garam hanya maksimal 250 miligram per liternya, ujar Muslih.
Diungkapkan Muslih, terjadinya intrusi atau masuknya air laut ke Sungai Martapura ini, maka satu unit mesin pengambilan air baku milik PDAM di daerah Sungai Bilu terpaksa dihentikan total sementara, yakni, sejak pukul 07.00 Wita.
"Intek yang terpaksa kita hentikan oprasinya ini dapat menyuplai air baku PDAM hingga 500 liter perdetiknya," ucapnya.
Dengan demikian, kata Muslih, saat ini PDAM hanya bertumpu pada pengambilan air baku di intek Sungai Tabuk di daerah Kabupaten Banjar.
Dengan hanya satu intek penyuplai air baku ini, Muslih mengakui, bahwa produksi air bersih menjadi terganggu hingga kepelanggannya yang sudah lebih 150 rumah tangga, sekitar 20 persen.
"Sebab, kafasitas produksi air bersih kita dengan hanya tertumpu di satu intek pengambilan air baku di Sungai Tabuk itu saja, menjadikannya tidak maksimal," tuturnya.
Dia pun menghimbau, dengan adanya kejadian alam ini, masyarakat diminta untuk menyiapkan tandon-tandon air guna persedian jika terjadinya gangguan penyuplaian air PDAM yang tidak diharapkan.
"Kita memang memastikan, produksi air bersih akan tetap berjalan selama 24 jam, tapi karena dayanya berkurang, kemungkinan di daerah pinggiran mendapat pengaruhnya, yakni, kurang sempurnanya aliran," jelasnya.
Muslih pun berharap, musim kemarau ini akan cepat berlalu, hingga kondisi sungai Martapura dapat normal kembali, sehingga pengambilan air baku bisa berjalan sebagaimana mestinya, yang membuat produksi air bersih menjadi lancar kembali.