Amuntai (ANTARA) - Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) Banjarmasin melakukan kajian terhadap potensi lahan rawa atau lahan gambut yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) Kalimantan Selatan.
Sejumlah akademisi Unlam belum lama ini menyelenggarakan Focus Group Discusion (FGD) mengundang mahasiswa dan masyarakat peduli gambut di Kabupaten HSU.
Bupati H Abdul Wahid HK beserta Ketua PKK Hj Anisah Rasyidah hadir membuka kegiatan tersebut didampingi sejumlah kepala SKPD terkait yang mengikuti acara tersebut.
Kegiatan FGD dilaksanakan di Rumah Kalakai Kecamatan Banjang mengusung tema Gerakan Nasional Revolusi Mental Cinta Rawa Bersama.
"Kita ingin meningkatkan kepedulian, perhatian dan pemahaman bagi semua pihak terhadap upaya peningkatan potensi lahan rawa khususnya di Kabupaten Hulu Sungai Utara, " ujar panitia dari Unlam Rita Khairina di Amuntai belum lama ini.
Rita mengatakan, potensi lahan rawa belum sepenuhnya dikembangkan, sebagian lagi belum terkuak potensi dan kemanfaatannya.
Bupati H Abdul Wahid mengatakan, lahan rawa didaerahnya mencapai 89 persen dari luas wilayah sebagian dimanfaatkan untuk pertanian, perikanan, kerajinan dan objek wisata.
"Adanya kegiatan ini tentunya memiliki makna yang sangat penting dan strategis bagi kita untuk menyamakan persepsi dalam pemanfaatan dan pengelolaan lahan gambut melalui program Gerakan Nasional revolusi mental cinta rawa," kata Wahid.
Salah seorang pejabat HSU plt Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Muhammad Rafiq menyampaikan hasil FGD terssbut yakni sebagai upaya menjaring masukan tahap awal dari rencana penelitian oleh Fakultas Perikanan Unlam yang difasilitasi Rumah Kalakai.
"Penelitian tentang Gerakan Nasional Reformasi Mental Cinta Rawa yang salah satu lokasi penelitiannya di Kabupaten Hulu Sungai Utara,"kata Rafiq.
Rafiq menyampaikan beberapa masukan dari peserta FGD di antaranya bahwa potemsi wilayah HSU 98 % lebih adalah rawa merupakan potensi yang masih tidur karena pemanfaatannya belum optimal dan diyakini potensi ini akan sangat luar biasa pada saatnya nanti.
Pemanfaatan saat ini harus menjaga ekosistem dengan kearifan lokal serta flora dan fauna endmiknya harus tetap di jaga sehingga potensi lahan rawa kedepan bisa terus dimaksimalkan.
Potensi ekonomi seperti pertanian, perikanan, peternakan, enceng gondok, Purun Teratai dan lainnya masih perlu dikembangkan dengan melalui budidaya dan penelitian lanjutan.
Penelitian hendaknya melibatkan generasi muda dan masyarakat di daerah rawa sehingga akan mendorong masyarakat untuk lebih memahami dan mencintai rawa dengan segala potensi dan memperhatikan kelestarian lingkungan dalam pemanfaatan potensi ekonominya.
Rafiq juga menyampaikan saran dam usulan berupa penelitian pemanfaatan daun teratai untuk menjadi teh dan membudidayakan teratai itu sendiri.