Kota Pasuruan (ANTARA) - Sejumlah ulama dan umara (pemimpin pemerintahan) di Provinsi Jawa Timur berdoa bersama untuk keselamatan Palestina dalam acara yang digelar secara virtual dari Kota Pasuruan pada Jumat malam (28/5).
Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaff memimpin acara doa dan selawat bersama itu dari Solo, Jawa Tengah.
"Doa dan selawat dari Indonesia untuk Palestina ini juga didukung oleh Syekhermania dari seluruh dunia yang mengikutinya melalui aplikasi maupun siaran langsung televisi serta YouTube," kata Wali Kota Pasuruan Saifullah Yusuf selaku penggagas acara doa bersama di halaman Gedung Kesenian Kota Pasuruan.
Wali Kota yang biasa disapa Gus Ipul itu mengaku bahagia Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menunjuk kotanya menjadi tuan rumah acara.
Ia terharu menyaksikan kiai-kiai sepuh di Jawa Timur berkumpul untuk berdoa dan bermunajat agar Palestina segera mendapatkan kebaikan serta jalan keluar.
"Kalau boleh menangis saya menangis, sebab malam ini kiai sepuh kumpul setelah sekian lama jarang bertemu menjadi satu," katanya.
Kiai yang menghadiri acara itu antara lain KH Miftahul Akhyar (Rais Aam PBNU sekaligus Ketua Umum MUI Pusat), KH Zainuddin Jazuli, KH Nurul Huda Jazuli, KH Anwar Mansyur, KH Anwar Iskandar, KH Nawawi Abdul Jalil, KH Idris Hamid, dan KH Ali Mashuri.
"Ketika ada ketidakdamaian maka para kiai, para habaib, turun bersama munajat kepada Allah agar kedamaian segera Allah turunkan untuk kita semua, terutama untuk saudara yang berada di Palestina, lebih khusus lagi yang ada di Jalur Gaza," kata Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawanasa usai acara doa bersama.
Pengasuh Pondok Pesantren Al Amin Kediri KH Anwar Iskandar mengemukakan bahwa persatuan serta kesatuan umat Islam sangat penting dalam menghadapi berbagai persoalan yang dihadapi oleh bangsa maupun dunia.
"Yakinlah bahwa pertolongan Allah itu akan datang kalau kita mau bersatu. Mari ciptakan ketenangan, ketenteraman dan stabilitas di Pasuruan, di Jawa Timur, dan di Indonesia. Mari hindari kegaduhan, pertentangan, fitnah, dan lain sebagainya karena itu akan mendatangkan musibah," katanya.
Protokol kesehatan dijalankan dalam acara doa dan selawat bersama itu. Pengukuran suhu tubuh dan pemeriksaan antigen untuk mendeteksi penularan COVID-19 dilakukan pada semua yang hadir. Peserta acara itu juga dibatasi dan semua yang hadir diminta mengenakan masker.