Shanghai (ANTARA) - Saham China turun pada hari Jumat untuk menutup pekan lebih rendah karena data menunjukkan pertumbuhan aktivitas pabrik negara itu melambat pada bulan April, sementara kekhawatiran atas pengetatan kebijakan dan ketegangan China-AS terus membebani pasar.
Indeks saham ungulan CSI300 turun 0,8 persen menjadi 5.123,49, sedangkan Indeks Komposit Shanghai berakhir turun 0,8 persen pada 3.446,86.
Untuk minggu ini, CSI300 tergelincir 0,2 persen, sementara SSEC turun 0,8 persen.
Aktivitas pabrik China berkembang pada kecepatan yang lebih lambat dan meleset dari perkiraan pada bulan April karena kemacetan pasokan dan kenaikan biaya membebani produksi dan permintaan luar negeri kehilangan momentum.
Terlepas dari data yang lemah, analis dan pedagang mengatakan pertumbuhan ekonomi yang solid secara keseluruhan memungkinkan Beijing lebih banyak kelonggaran untuk mengendalikan gelembung di pasar keuangannya.
Pemulihan ekonomi China meningkat tajam pada kuartal pertama dengan rekor pertumbuhan 18,3 persen, melepaskan pukulan dari kemerosotan tahun lalu.
Perhatian investor juga terpengaruh menjelang libur Hari Buruh 1 Mei, karena pasar keuangan negara akan tutup selama 1 Mei dan 5 Mei.
Gelombang wisatawan China akan memenuhi jalan raya selama untuk liburan Hari Buruh, dan karena perbatasan masih ditutup, maka banyak warga yang akan bepergian di dalam negeri saja, ke lokasi-lokasi yang lebih terpencil dengan perjalanan yang lebih lama, membuat ekonomi China terdorong kuat dalam jangka pendek.
"Orang-orang masih mengkhawatirkan kebijakan moneter China, dan pasar tetap pesimis dengan kondisi moneter saat ini," kata Song Zhenyu, seorang fund manager di Beijing Jiayi Asset Management Company.
Song mengatakan setiap perubahan kebijakan bertahap akan terjadi dengan bias pengetatan karena bank sentral baru-baru ini mencatat kenaikan harga komoditas yang cepat, meningkatkan kekhawatiran atas inflasi.
Ketegangan antara Beijing dan Washington juga menambah tekanan di pasar.
Presiden AS Joe Biden membidik China dalam pidato pertamanya di depan Kongres, berjanji untuk mempertahankan kehadiran militer AS yang kuat di Indo-Pasifik dan berjanji untuk meningkatkan perkembangan teknologi dan perdagangan.