Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto memaparkan neraca perdagangan RI mengalami surplus 1,57 miliar dolar AS pada Maret 2021 dengan total nilai ekspor 18,35 miliar dolar AS dan impor 16,79 miliar dolar AS.
“Surplus ini jauh lebih bagus dibandingkan surplus pada Maret tahun lalu maupun pada 2019, yang waktu itu surplusnya sebesar 0,7 miliar dolar AS,” kata Suhariyanto saat menggelar konferensi pers secara virtual di Jakarta, Kamis.
Jika dilihat berdasarkan sektor dan penggunaan barang, Suhariyanto memaparkan performa ekspor dan impor RI pada Maret 2021 sangat bagus sekali, karena ekspor meningkat 30,47 persen dan impor naik 25,73 persen.
“Ekspornya meningkat 30,47 persen yang terjadi karena peningkatan ekspor yang tinggi baik karena sektor pertanian, industri, maupun sektor tambang. Sementara impornya juga naik tinggi, yakni 25,73 persen karena adanya kenaikan impor baik untuk barang konsumsi, barang penolong maupun batang modal,” ujar Suhariyanto.
Menurut Kepala BPS itu, pergerakan ekspor dan impor yang tinggi tersebut sejalan dengan beberapa indikator, misalnya Purchasing Manager Index (PMI) Manufaktur RI yang dilansir IHS Markit, di mana angkanya ekspansif pada Maret 2021 yakni 53,2.
Jika dilihat dari PMI Manufaktur global, tambah dia, pertumbuhannya cukup tinggi seiring dengan bergulirnya vaksinasi, peningkatan aktivitas masyarakat, dan permintaan berbagai komoditas yang meningkat dan menyebabkan peningkatan harga.
“Tentunya ini sangat bagus untuk perkembangan ekspor dan impor Indonesia. Ke depannya, kita tentunya berharap bahwa performa pada Maret ini bisa terulang di bulan-bulan berikutnya,” ujar Kepala BPS Suhariyanto.