Batulicin, (Antaranews Kalsel) - Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, melakukan pendataan terhadap daerah yang dianggap rawan bencana, setelah beberapa hari daerah itu diguyur curah hujan yang cukup tinggi.
"Beberapa kecamatan ditemukan rawan bencana, yakni, Kecamatan Satui, Kecamatan Kusan Hulu dan Kecamatan Mentewe," kata Kepala Badan penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tanah Bumbu, Mariani didampingi Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Abdul Rahim, di Batulicin, Selasa.
Pendataan daerah rawan bencana, kata Rahim, adalah bagian dari deteksi dini terhadap munculnya bencana yang ada di daerah tersebut, dengan demikian pencegahan bencana dapat diantisipasi sejak awal.
"Ada lima jenis potensi bencana alam yang bisa muncul di daerah Tanah Bumbu, kelima jenis bencana tersebut antara lain, bencana banjir, bencana abrasi akibat gelombang pasang air laut, bencana tanah longsor, kebakaran lahan dan hutan, serta bencana kekeringan," ujarnya.
Pemantauan terhadap daerah rawan bencana, lanjut dia, akan selalu dilakukan oleh pemerintah daerah, agar tidak terjadi jatuhnya korban.
"Masyarakat di daerah rawan bencana diminta untuk tetap dan selalu waspada, apabila sewaktu-waktu terjadi hujan deras," katanya.
Rahim menuturkan, selain tiga kecamatan rawan bencana, di Tanah Bumbu juga ada beberapa daerah rawan bencana, terutama pada musim hujan, seperti, bantaran Sungai Batulicin, Sungai Kusan, dan Sungai Satui.
Sedangkan yang rawan terjadi abrasi adalah di kawasan Kecamatan Simpang Empat, Batulicin, Kusan Hilir, Angsana, Sungai Loban, dan sebagian di Kecamatan Satui.
Untuk daerah rawan longsor, antara lain yakni terdapat di kawasan Kecamatan Kusan Hulu, sebagian di Kecamatan Satui dan Kecamatan Mantewe.
Sedangkan daerah yang rawan terjadi musibah kebakaran adalah di kawasan Kecamatan Simpang Empat, Kecamatan Batulicin, Karang Bintang, Kusan Hulu dan juga Kecamatan Satui.
Berbagai pelatihan juga telah dilakukan oleh pemkab Tanby terhadap petugas tanggap bencana, Jenis pelatihan tersebut meliputi pemantapan anggoata Tim Reaksi Cepat Penggulangan Bencana (TRC-PB) serta pelatihan untuk melakukan pendataan dan evakuasi hingga pemasangan tenda dan dapur umum.