Barabai (ANTARA) - Politeknik Negeri Banjarmasin (Poliban) turut berpartisipasi dalam pemulihan pascabanjir di wilayah Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST). Salah satunya adalah dengan membantu masyarakat Desa Baru, Wake Kecamatan Batu Benawa membangun jembatan penyebrangan sementara.
"Beberapa hari yang lalu kami dibantu jajaran Perkim dan IAI telah survey ke wilayah HST yang terdampak banjir seperti Desa Hantakan, Alat, baru dan Batu Tunggal. Rencana kami mau membantu Huntara ternyata kami lihat warga Desa Baru juga sangat membutuhkan jembatan penyebrangan," kata Direktur Poliban, Joni Riyadi, Rabu (10/3) saat di Desa Baru.
Jadi, pihaknya berinisiatif membantu warga berupa bahan untuk pembangunan jembatan penyebrangan sementara. "InsyaAllah kami bantu sampai selesai," katanya.
Selain membantu warga membangun jembatan, Poliban juga membantu peralatan pertanian dan perkebunan. "Kami juga membantu warga menyediakan alat pertanian seperti cangkul, parang dan pisau sadap," tukasnya.
Sementara, Kepala Dinas Perkim Kabupaten HST, H Muhammad Fajarudin menambahkan, untuk pembangunan beberapa jembatan yang rusak akibat banjir memang telah dialokasikan dan diusulkan perbaikan secara permanen oleh Pemkab HST.
Namun diterangkannya, prosesnya akan membutuhkan waktu yang lama. Jadi diperlukan jembatan sementara sebelum jembatan permanen dibangunkan.
"Kami dari pemerintah daerah mengucapkan terimakasih kepada Poliban yang telah membantu warga membangun jembatan sementara.
Karena, jembatan tersebut sangat penting bagi warga untuk menunjang aktivitas sehari-hari dan pemenuhan kehidupan mereka," kata H Fajar.
Pembangunan jembatan sementara ini ditambahkan Fajar bahannya hanya berupa kawat bronjong yang diisi batu dan disusun serta untuk jembatannya berupa bambu.
"Mudah-mudahan beberapa bulan ke depan tidak ada lagi debit air yang tinggi, sehingga jembatan sementara ini tidak larut lagi," ujarnya.
Kasi Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Desa Baru, Toto Martoni mengatakan, Ia bersama warga melakukan gotong-royong pembuatan jembatan darurat atau sementara sebelum jembatan permanen dibangunkan oleh pemerintah.
"Jembatan yang kami bangun ini sangat penting, karena merupakan akses untuk bekerja dan sebagai penunjang aktivitas ekonomi masyarakat," katanya.
Menurutnya, kurang lebih 90 persen warga Desa Baru melewati jembatan tersebut dalam bekerja baik itu bertani maupun berkebun.
"Jembatan itu juga penghubung dua Desa antara Desa Baru dengan Desa Batu Tunggal. Kalau melewati jalan lain maka jauh memutarnya. Jadi, jembatan itu sangat penting bagi warga," katanya.
Ditambahkannya lagi, setelah banjir dan jembatan rusak, memang beberapa kali pihaknya membuat jembatan sementara namun selalu larut.
"Sudah dua kali jembatan sementara yang kami buat larut karena debit air masih tinggi dan bronjongnya rendah," kata Toto.
Ia juga mengucapkan terimakasih kepada pihak Poliban yang telah membantu warga dan sangat bermanfaat. "Ini bronjongnya tiga tingkat dan sudah cukup tinggi. Jadi mudah-mudahan tidak larut lagi," tuntasnya.
Video saat warga Desa Baru gotong royong membangun jembatan sementara: