Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan merupakan salah satu dari 183 daerah tertinggal di Indonesia.
Predikat daerah tertinggal itu disandang kabupaten yang sebelumnya merupakan daerah kaya tersebut sejak Balangan memisahkan diri dari daerah yang sebagian besar wilayahnya adalah daerah rawa.
Bupati HSU HM.Aunul Hadi di Amuntai ibukota Kabupaten HSU pada saat perayaan HUT Ke-59 Tapin mengatakan, daerah yang kini dia pimpin masuk katagori daerah tertinggal karena minimnya sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM).
Selain itu, tambah dia, rendahnya keuangan lokal, dan perekonomian masyarakat juga menjadi salah satu penyebab daerah ini kesulitan untuk melakukan pembangunan sarana prasarana sebagaimana daerah lain.
"HSU yang dulunya merupakan daerah kaya mendadak menjadi tertinggal setelah Kabupaten Tabalong dan Balangan yang merupakan daerah kaya sumber daya alam pertambangan dan perkebunan memilih memisahkan diri," katanya.
Namun demikian, tambah Aunul, kekurangan dan predikat yang kini disandang oleh daerah HSU tersebut tidak membuat masyarakat dan pemerintah daerah berkecil hati dan tidak memiliki semangat untuk berprestasi.
Justru tambah dia, kondisi ketertinggalan membuat pemerintah dan masyarakat berjuang untuk bisa menutupi segala kekurangan yang ada dengan bekerja lebih cerdas dan giat.
Menurut dia, salah satu strategi yang diambil Pemda HSU dalam meningkatkan perekonomian masyarakat antara lain dengan melakukan pemberdayaan dan partisipasi masyarakat dalam bidang usaha perikanan.
Selain itu juga, peternakan, perkebunan, pertanian, dan perdagangan sehingga diharapkan dapat mengurangi pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat HSU.
"Bukan hanya itu dibalik keadaan daerah yang tertinggal kami juga mampu mengukir banyak prestasi yang patut kita banggakan," katnaya.
Pemerintah daerah mulai tahun 2010/2011 telah bekerjasama dengan Diknas dan instansi terkait untuk melakukan peningkatkan kualitas SDM yang dibuktikan dengan diangkatnya status SDN Murung Sari 1 dan SMAN 1 Amuntai menjadi rintisan Sekolah berstandar Internasional.
Pemerintah daerah tambah Aunul, selama ini telah berhasilmenerapkan pendidikan murah dan menggratiskan biaya pendidikan dari tingkat SD, SMP, dan SMA, serta peningkatan SDM guru melalui pelatihan-pelatihan dan penataran.
Dibidang Kesehatan pada tahun 2010, telah dibangun 7 buah Puskesdes sebagai salah satu upaya pemerintah daerah untuk pemerataan pelayanan peningkatan kesehatan masyarkat yang mudah dan murah.
Sedangkan untuk meningkatkan pelayanan air bersih ke masyarakat perkotaan hingga pelosok kini sudah bisa dikembangkan jaringan akses air bersih 60 persen.
AGRARIS
Kabupaten HSU yang merupakan daerah agraris sehingga sebanyak 41,42 persen angkatan kerja bekerja di sektor pertanian di lahan rawa menjadi sektor unggulan.
"Memang tahun 2010 kemarin HSU mengalami gagal panen karena cuaca ekstrim sehingga menyebabkan penurunan produksi padi daerah, namun kita bertekad untuk memperbaiki kegagalan tersebut," katanya.
Dibalik kegagalan tanam tersebut, tambah dia, HSU masih mendapatkan hikmah luar biasa yaitu masih mampu mendulang prestasi seperti, juara I kelompok tani terbaik se-Kalsel.
Selain itu, juga juara I kelompok jagung, dan Sertifikat GAPOKTAN Mandiri. Juara I se-Kalsel agrobisnis ternak itik terbaik dan juara 3 tingkat Nasional dibidang perikanan.
Tidak hanya itu, HSU juga menjadi juara I UPP Tingkat Provinsi dan Juara I UPP Tingkat Nasional.
"Itu semua dapat kita raih karena kerja keras masyarakat yang secara ikhlas dan selalu menunjukkan sifat rela berkorban demi majunya daerah kita," katanya.
Gubernur Kalsel H.Rudy Arifin mengaku bangga dengan masyarakat Kabupaten yang sebagian besar wilayahnya didominasi oleh hamparan rawa-rawa tersebut telah dapat meraih berbagai prestasi walau ditengah minimnya SDA.
HSU, kata dia, yang sebagian besar wilayahnya dikelilingi rawa mengandung potensi yang luar biasa asalkan bisa digarap secara maksimal dengan memanfaatkan potensi dan kemajuan teknologi yang terus berkembang.
"Mendukung daerah ini menjadi lebih maju, pemerintah bakal mengadakan pameran "program rawa makmur" yang dikemas dalam "pekan rawa nasional" yang akan menampilkan teknologi pemanfaatan rawa dan varietas.
Pekan rawa nasional tersbut direncanakan diselenggarakan oleh Balai Litbang Rawa pada bulan Juni di Banjarbaru.
"Saya sangat berharap pada kesempatan itu HSU bisa berperan aktif dan menjadi contoh bagi daerah lainnya terutama dalam pengelolaan rawa," katanya.
Menruut Rudy cuaca ekstrim tidak hanya dialami HSU, tetapi Kalsel pada umumnya yang juga mengalami penurunan produktivitas tanaman pangahn.
"Tetapi kita masih tetap surplus karena jumlah produktivitas pangan masih diatas rata-rata konsumsi," katanya.
Perdagangan
Minimnya SDA daerah tersebut tidak hanya membuat masyarakat "kota itik" harus bekerja lebih keras untuk menggali potensi daerah tetapi juga warga jauh lebih kreatif dibanding daerah lain.
"Apapun bisa dilakukan oleh masyarakat HSU, mulai bertani, membuat berbagai macam kerajinan, beternak hingga berdagang," kata Kepala Bagian Pemberitaan Humas HSU Halidiyah.
Menurut dia, industri mebel milik perajin HSU sejak puluhan tahun lalu telah terkenal hingga ke beberapa provinsi di Kalimantan bahkan hingga Sulawesi.
Dalam setiap harinya, puluhan truk pengangkut mebel baik itu lemari, meja, kursi, tempat tidur hingga seluruh kebutuhan rumah perabot tangga bahkan untuk hotel tujuan Kalimantan Tengah dan Timur selalu diberangkatkan.
"Para perajin sangat cepat menyesuaikan setiap perkembangan model terbaru dari merke-merek mebel terkenal, sehingga industri tersebut hampir tidak pernah sepi dari pesanan, karena harganya jauh lebih murah," katanya.
Bahkan kata dia, minimnya ketersediaan kayu olahan tidak membuat para perajin kehilangan pendapatan, karena kini sudah mulai dikembangkan mebel berbahan besi, stainless dan kaca.
Bukan hanya mebel, untuk sektor perdagangan pakaian dan kebutuhan pokok, kini HSU juga mulai menggeser kota Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah yang sebelumnya menjadi pusat perdadagangan wilayah Banua Enam.
Saat ini sebagian besar masyarakat Kabupaten Balangan, Tabalong dan lainnya memilih belanja ke HSU karena harganya jauh lebih murah dengan kualitas yang cukup baik.
Di sektor kerajinan garmen seperti bordir, sulam dan jahit, daerah ini juga cukup dikenal di Kalsel, sebagian besar kerajinan sulam dan jahit di Kalsel berasal dari daerah ini.
Begitu juga dengan kuliner, HSU dikenal dengan itik panggang, dan berbagai macam makanan khas lainnya yang kini bukan hanya menjadi ikon HSU tetapi juga telah menjadi ikon provinsi.
Ya...keterbatasan sumber daya alam telah mengangkat harga diri masyarakat HSU menjadi warga yang terus bergerak, berinovasi untuk mendapatkan hasil terbaik.
Sehingga wajar bila kerja keras tersebut tidak hanya mampu membuahkan prestasi tetapi juga sebagian besar masyarakat yang hidup di daerah tertinggal tersebut memiliki rumah mentereng lengkap dengan mobil yang diparkir di halaman rumahnya.
HSU adalah bukti, bahwa kekayaan sumber daya alam bukanlah segalanya untuk bisa mendukung kesejahteraan masyarakat, tetapi kerja keras dan kreatifitas juga mampu mengangkat perekonomian masyarakat.
Pemerintah Kabupaten HSU memang miskin dibanding daerah lain di Kalsel seperti Kotabaru, Balangan, Tala, Tabalong dan daerah kaya SDA lainnya, namun kerja keras dan kemampuan pemerintah daerah untuk memfasilitasi masyarakat yang dinamis telah mampu mengangkat kesejahteraan warganya minimal sejajar daerah lainnya.