Kotabaru (ANTARA) - Bank Indonesia Wilayah Kalimantan Selatan terus berupaya mendukung pertumbuhan ekonomi daerah melalui pemberdayaan usaha mikro kecil dan menengah antara lain dengan mendukung pengembangan pembibitan budi daya udang windu di Kabupaten Kotabaru.
Sebagai bukti dukungan tersebut, Kepala kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan Amanlison Sembiring meresmikan program kemandirian benih udang dan pembukaan pelatihan pembibitan serta budi daya udang windu di UPTD Balai benih dan kesehatan Ikan (BBKI) di Jalan Raya Berangas km 11 desa gedambaan Kecamatan Pulau laut Utara kabupaten kotabaru, Selasa.
Acara yang dihadiri oleh berbagai pihak terkait tersebut, sebagai salah satu bukti komitmen Bank Indonesia, untuk terus mendorong seluruh potensi daerah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat nontambang.
Menurut Sembiring,berdasarkan data ekspor, udang beku merupakan salah satu sektor unggulan ekspor di Kalimantan Selatan (setelah batubara dan pengolahan kelapa sawit).
Pada 2019, ekspor udang dari Kalimantan Selatan tercatat mencapai 14,74 juta dolar AS atau 1,06 persen dari ekspor udang nasional, dan pada 2020 sampai dengan Agustus sudah mencapai 8,80 juta dolar AS atau 0,88 persen.
Dalam upaya meningkatkan produksi udang ekspor tersebut, sejak 2019 Bank Indonesia melakukan pendampingan pada kelompok pembudidaya ikan di Kabupaten Kotabaru yang hingga saat ini sudah berjumlah 3 (tiga) kelompok.
Dari total produksi udang yang berhasil diekspor dari ketiga kelompok pembudidaya udang binaan Bank Indonesia tersebut, tambah Sembiring, pada tahun 2019 telah mencapai 334,9 ton atau senilai Rp26,7 miliar, dan pada tahun 2020 sampai dengan bulan September mencapai 189 ton atau Rp15,1 miliar.
Namun demikian, 90 persen dari nilai total produksi udang dimaksud merupakan udang hasil tangkap, yang saat ini jumlahnya cenderung menurun, sementara udang hasil budi daya hanya berkontribusi ±10 persen karena keterbatasan kapasitas dan kemampuan kelompok untuk memproduksi udang melalui budi daya.
"Kondisi ini menyebabkan eksportir/Unit Pengelola Ikan (UPI) tidak dapat mencapai kapasitas produksi maksimal, yaitu hanya sekitar 60-70 persen, sedangkan di sisi lain, demand ekspor sangat terbuka," katanya.
Sehingga, tambah dia, permasalahan di sisi hulu ini perlu untuk kita atasi bersama melalui dari seluruh pihak terkait.
Melalui sinergi antara Bank Indonesia Kalimantan Selatan dan Pemerintah Kabupaten Kotabaru, khususnya Dinas Perikanan Kabupaten Kotabaru dengan dukungan Kementerian Kelautan Perikanan, serta para Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) dan eksportir, diharapkan dapat menjadi tonggak awal dari peningkatan ekspor budi daya udang.
Kegiatan ini juga diharapkan dapat mengaktifkan kembali fungsi Balai Benih sebagai salah satu sentra pemasok benih udang untuk memenuhi kebutuhan benih di Kabupaten Kotabaru.
"Sebagai salah satu langkah awal dan bagian dari pelaksanaan Program kemandirian benih udang, maka pada hari ini kami melaksanakan Pelatihan Pembibitan dan Budidaya Udang Windu yang dimulai hari ini tanggal 24 November sampai dengan tanggal 26 November 2020," katanya.
Program yang dijalankan ini, tidak akan pernah berhasil tanpa sinergi dan komitmen berbagai pihak. "
Untuk itu, kami sangat mengharapkan agar kerjasama yang telah terjalin selama ini dapat terus berlangsung sehingga program yang telah kita susun bersama ini, dapat berjalan dengan baik dan berhasil sesuai dengan yang kita harapkan yang pada akhirnya akan meningkatkan ekspor udang dan mensejahterakan masyarakat," katanya.
Pada kesempatan tersebut,Bank Indonesia dan undangan terkait lainnya, melepas bibit udang di kolam UPTD Balai benih dan kesehatan Ikan (BBKI).
Bank Indonesia dukung pengembangan budi daya udang windu
Selasa, 24 November 2020 10:44 WIB
Kondisi ini menyebabkan eksportir/Unit Pengelola Ikan (UPI) tidak dapat mencapai kapasitas produksi maksimal, yaitu hanya sekitar 60-70 persen, sedangkan di sisi lain, demand ekspor sangat terbuka