Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Setiap hari penerbangan di Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan selalu tertunda akibat kabut asap yang cukup pekat sehingga menghalangi jarak pandang.
General Manager PT Angkasa Pura, Akhmad Munir di Banjarmasin Rabu mengatakan, dampak kabut asap yang biasanya terjadi pukul 20.00 Wita sampai 07-00 Wita itu, mengakibatkan keterlambatan jadwal penerbangan.
Pesawat yang seharusnya berangkat pagi, harus tertunda rata-rata dua jam, menunggu cuaca lebih baik dan jarak pandang yang memenuhi syarat dilakukan penerbangan pesawat udara dari Bandara Syamsudin Noor.
"Bahkan dalam dua minggu terakhir rata-rata empat pesawat yang berangkat pagi, selalu tertunda," katanya.
Kondisi tersebut, membuat pelayanan penumpang terganggu, karena penumpang menjadi menumpuk dan berdesakan di ruang tunggu, akibat keterbatasan daya tampung ruang tunggu bandara.
Terminal Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin, saat ini memiliki daya tampung 1.600 orang, sedangkan rata-rata penumpang yang datang setiap hari mencapai 7000 orang.
Kepala Dinas Kehutanan Pemprov Kalsel, Rakhmadi Kurdi mengatakan, kebakaran hutan dan lahan kini terus meningkat, sehingga membuat sebagian besar wilayah Kalimantan Selatan kini diselimuti kabut asap.
Hingga 12 Oktober, kata dia, titik api di Kalsel telah mencapai 1.325 titik atau meningkat dibanding pada 6 Oktober sebanyak 1006 titik api.
Meningkatnya titik api tersebut, kata dia, yang paling banyak terdapat pada enam kabupaten di Kalsel, yaitu Kotabaru sebanyak 205 titik, Tanah Laut, 185 titik dan Tanah Bumbu 113 titik.
Sedangkan untuk kawasan hulu sungai, kata dia, paling banyak berada di Kabupaten Tapin sebanyak 146 titik dan Kabupaten Hulu Sungai Selatan 137 titik, sisanya tersebar hampir di seluruh kabupaten dan kota di Kalsel.
Sedangkan luas kawasan hutan yang terbakar kini mencapai 1.500 hektare dari total kawasan hutan seluas 1,7 juta hektare, dan khusus Taman Hutan Rakyat (Tahura) kebakaran mencapai 325 hektare.
Sebelumnya, ribuan warga Kalimantan Selatan mengikuti shalat untuk minta hujan buatan atau Istisqa yang diselenggarakan di halaman Masjid Sabilal Muhtadin bersama dengan Gubernur Kalimantan Selatan Rudy Ariffin.
Shalat meminta hujan yang dilaksanakan di Banjarmasin, Selasa tersebut, dipimpin oleh imam Masjid Sabilal Muhtadin Husin Nafarin dan diikuti oleh ribuan warga dari berbagai kalangan mulai dari Muspida, ulama, siswa sekolah hingga masyarakat umum lainnya.
Sejak pagi, ribuan warga telah memenuhi halaman masjid terbesar di Kalsel tersebut, dengan harapan Allah segera menurunkan karunianya berupa hujan, untuk mengatasi kekeringan selama musim kemarau yang terjadi sejak beberapa bulan terakhir.
Imam shalat Istisqa Husin Nafarin mengatakan, sebelum dilakukan shalat meminta hujan ini, pihaknya telah menghimbau kepada masyarakat agar melaksanakan puasa tiga hari, sehingga usaha untuk meminta hujan ini bisa maksimal.
"Salah satu syarat untuk melaksanakan shalat ini adalah melakukan puasa tiga hari, untuk menyempurkankan ikhtiar," katanya.
Menurut Husin, kendati pada akhirnya Allah belum menurunkan apa yang diminta, maka masyarakat telah melakukan zikir untuk diberikan kebaikan dan kesabaran dalam menghadapi bencana kekeringan yang terjadi.