Amuntai (ANTARA) - Kabupaten Hulu Sungai Utara ternyata memiliki para novelis muda berbakat yang sudah melahirkan karya buku atau novel, sebut saja Erma yang memiliki nama pena Erma Annisa Azzahra.
Erma sudah memiliki dua karya novel yakni 'Curahan Hati Annisa' (2015) dan 'Tiga Dara Mencari Surga' (2017) serta empat Buku Antologi (kumpulan puisi dan karya tulis).
Lahir di Desa Panyiuran 13 November 1995,
memulai karier menulisnya sewaktu duduk di kelas 4 Madrsyah Ibtidaiyah dengan membuat cerita pendek dan puisi. Namun sejak ikut sejumlah perlombaan, dirinya semakin bersemangat menekuni hobi menulisnya.
"Saya belajar otodidak, kemudian mulai mendapat bimbingan dari paman yang tinggal di Bandung serta diajarin tehnik mengedit dari teman saya Ria," terang Erma.
Al hasil, kemampuan menulisnya mulai berkembang di 2014 dengan melahirkan bermacam karya tulis berupa cerpen dan puisi yang ia kumpulkan dalam Buku Antologi.
Sewaktu sekolah Aliyah, Erma sering sakit-sakitan dan sempat berpindah sekolah ke Kalimantan Timur bahkan sempat terhenti sekolah karena penyakit tumor. Namun semangat menulisnya terus membara.
Bahkan disaat sekolah Aliyah dan sakit-sakitan itulah, Erma menghasilkan novel pertamanya berjudul Curahan Hati Annisa' dan berhasil mencuri.perhatian salah satu penerbit.
Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Qur'an (STIQ) Jurusan Pendidikan Bahasa Arab ini mempunyai novelis favorit yang menginspirasinya berkarya seperti Tere Liye, Ma'un Affany, Asma Nadia dan Habiburrahman El Shirazy.
"Novel kedua saya berjudul tiga dara mencari Surga diterbitkan saat saya kuliah di STIQ Rakha semester tiga," katanya.
Erma merupakan anak bungsu dari enam bersaudara yang terlahir dari pasangan H.Husain dan Hj Masriah. Sejak novel karyanya mulai diterbitkan Erma berupaya mempromosikannya melalui media sosial.
"Alhamdulillah pada 2018 kemarin sudah cetakan kedua untuk buku novel karya saya, pernah dijual di Toko Riyard Banjarbaru, kalau masalah royalti sih dapat sekitar 10 persen dari penerbit, honornya kalau dibilang cukup atau enggak...ya dicukup-cukupin aza," kata Erma ketika ditanya tentang keuntungan penjualan buku novelnya.
Erma mengungkapkan, bukan hanya dirinya penulis muda asal Kabupaten HSU yang melahirkan karya buku melainkan beberapa temannya juga, bahkan ada temannya yang juga asal Kabupaten HSU sudah menelorkan sampai lima buku.
Erma berharap penulis muda seperti dirinya mendapat apresiasi dan dukungan dari pemerintah daerah agar penulis muda asal daerah bisa terus berkarya dan menularkan keterampilan menulisnya kepada generasi muda lainnya.
Para penulis diharapkan bisa memotivasi minat baca dan menulis dikalangan generasi muda yang mulai tergerus oleh kemajuan teknologi komunikasi dan informasi.
Namun Erma juga bersyukur di era milineal ini, terdapat aplikasi yang bisa membantu para penulis mendapatkan uang tambaham, seperti melalui aplikasi Wthappad dan KBM.
"Di aplikasi itu para penulis bisa mengirimkan karyanya dan apabila sudah dibaca sampai seribu atau berjuta-juta, bisa diterbitkan dan mendapatkan uang, " terangnya.
Setahu Erma, Aplikasi KBM bermula dari Grub Facebooknya penulis Asma Nadia yang merupakan komunitas penulis. Bahkan sekarang Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Kalimantan Selatan menyediakan aplikasi perpustakaan digital bernama ' i-Kalsel' agar penulis muda bisa mengirimkan karya tulisnya sehingga bisa lebih dikenal masyarakat Kalsel khususnya.
Bahkan Dispersip Kabupaten HSU daerah asal Erma.sendiri berencana melaunching i-HSU pada 2021 mendatang sehingga penulis didaerah juga lebih dekat lagi menerbitkan karya tulisnya.
Erma mengaku senang bisa berbagi rasa dan pengalam kepada orang lain melalui tulisannya.
"Saya bisa berbagi rasa, cerita, berdakwah bisa bersua tanpa harus ada yang tau siapa saya, saya lebih suka orang mengenal karya ulun, ada rasa kepuasan tersendiri ketika ada para pembaca yang senang dan karya kita dan menjadi motivasi untuk menulis lagi, setidaknya ada satu kenanngan yang bisa saya bagi kepada setiap orang ketika ulun tak ada lagi di dunia," terang Erma.
Erma kini jelang mengakhiri masa pendidikannya di STIQ Amuntai dan menunggu masa wisuda. Kemungkinan besar dirinya akan terus berkarya agar bisa menghasilkan lebih banyak novel untuk pembacanya.
Biodata:
Nama : Erma
Nama pena: Erma Annisa Az-zahra
Alamat: Desa Panyiuran, Kec. Amuntai Selatan, RT 1 No 14
Nama ayah: H.Husain
Nama Ibu: Hj. Masriah
Pendidikan: TK, MIN 19 Panyiuran,
MTsN 4 HSU, Pondok Pesantrin Radhatul Amin Desa Teluk Baru, STIQ Rakha Amuntai Jurusan PBA.
Fb Erma Annisa Az-zahra
IG Erma_annisa_azzahra
Erma Annisa Azzahra : Penulis muda belum dikenal didaerahnya
Selasa, 20 Oktober 2020 6:39 WIB
Saya belajar otodidak, kemudian mulai mendapat bimbingan dari paman yang tinggal di Bandung serta diajarin tehnik mengedit dari teman saya Ria,