Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Anggota DPRD Kalimantan Selatan berpendapat, pemerintah provinsi setempat memungkinkan untuk melakukan hujan buatan guna mengatasi masalah kekeringan dan kabut asap yang belakangan makin pekat.
Pendapat itu antara lain dari anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPRD Kalsel Ibnu Sina dan Ketua Fraksi Partai Demokrat lembaga legislatif tersebut H Fikri, menjawab wartawan di Banjarmasin, Rabu.Menurut Ibnu, anggota DPRD Kalsel yang memasuki tiga periode itu, untuk pembiayaan pembuatan hujan buatan bisa menggunakan anggaran yang masuk pos tanggap darurat dan atau tak terduga.
"Kalau anggaran tanggap darurat berada pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel. Sedangkan anggaran tak terduga pada Sekretariat Pemerintah Provinsi (Pemprov) setempat," ujarnya.
Namun, lanjut alumnus Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) Banjarmasin itu, untuk menentukan perlu atau tidaknya hujan buatan atas rekomendasi pihak berwenang, antara lain Badan Meteorolgi dan Geofisika (BMG).
Selain itu, atas petunjuk dari pihak Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin dan atau Pemprov sendiri berdasarkan kondisi objektif dari kabus asap yang terjadi belakangan, lanjutnya.
Hanya saja Ketua DPW PKS Kalsel itu tak menyebut besaran anggaran untuk tanggap darurat dan tidak terduga pada APBD 2014, dengan alasan lupa ketika ditanya.
Kecuali itu, dia menyatakan, untuk penggunaan anggaran tanggap darurat ataupun yang tak terduga tersebut, gubernur cukup dengan memberitahu kepada DPRD Kalsel.
"Jadi dalam penggunaan anggaran tanggap darurat dan atau anggaran tidak terduga tersebut tak perlu harus mendapatkan persetujuan DPRD Kalsel," demikian Ibnu Sina.
Sementara Fikri yang juga Ketua DPD Partai Demokrat Kalsel itu berkeyakinan, untuk penanggulangan bencana atau keadaan darurat mesti ada tersedia anggarannya.
Menurut dia, kabut asap yang sampai mengganggu aktivitas manusia atau berbagai kegiatan seperti terjadi belakangan bisa dikategorikan bencana atau dalam keadaan darurat.
"Karena bukan cuma seperti penerbangan yang terganggu, tapi juga kesehatan warga masyarakat Kalsel serta mulai menyurutnya air waduk Riam Kanan sebab lama tidak turun hujan," demikian Fikiri.