Martapura, (Antaranews Kalsel) - Dewan Pimpinan Pusat Hizbut Tahrir Indonesia mengharapkan pemerintahnya agar jangan menaikan harga bahan bakar minyak atau BBM.
"Kita harapkan pemerintah jangan naikan harga BBM," kata anggota Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) KH Yasin Munthohar saat Liqo` Syawal 1435 Hijiriah di Martapura, ibu kota Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Minggu.
Ia menyatakan, HTI bukan cuma tidak sependapat, tapi sebagaimana kelompok lain, juga akan turut menentang kebijakan pemerintah terhadap rencana menaikan harga BBM.
"Menaikan harga BBM merupakan kebijakan zalim," tandasnya di hadapan ratusan tokoh umat, ulama dan intelektual mislim di "kota intan" Martapura (40 km utara Banjarmasin) saat Liqo` Syawal atau halalbihalal itu.
Karena menurut dia, kenaikan harga BBM bisa makin menambah penderitaan rakyat banyak. "Berarti pula kebijakan menaikan harga BBM sama dengan tidak ada keberpihakan kepada rakyat," ujarnya.
Ia menjelaskan, salah satu ciri perbuatan zalim, ialah tidak menghukumi sesuatu dengan syariat Islam, sehingga kebijakan kenaikan harga BBM tersebut dinilai akan semakin menyusahkan masyarakat.
"Jangankan dalil, tokoh cerdas sekelas B.J. Habibie saja, juga menolak kenaikan harga BBM, karena diyakini akan menambah warga miskin baru di Indonesia." tegasnya.
Ia pun mengutip doa Nabi Muhammad Saw., yang meminta kepada Allah SWT, untuk menyusahkan penguasa mana pun, yang telah mempersulit urusan umat Rasulullah Saw.
Sebab, lanjutnya, Islam telah memberikan tata aturan pemanfaatan sumber daya alam (SDA) yang jelas, seperti BBM agar bisa dinikmati masyarakat dengan murah, yaitu lewat pengelolaan sendiri.
"Untuk kemakmuran rakyat, bukan malah SDA diperjual belikan, sehingga menyusahkan negeri sendiri. Tapi harus kita kelola sendiri," sarannya
Untuk itu, ia mengajak seluruh umat Islam, agar bersama menolak kezaliman, yakni mengganti sistem pemerintahan sekuler saat ini, dengan Khilafah Islamiyah.
"Karena hanya dengan Khilafah Islamiyah itulah keberkahan dan rahmat Allah SWT, bisa dirasakan seluruh alam, termasuk bangsa Indonesia," demikian Yasin Munthohar.
Halbilahal atau Liqo` Syawal itu berlangsung di Masjid Muhammad Ali, Komplek Pondok Pesantren Hidayatullah Martapura dengan dihadiri tidak kurang dari 500 orang.