Staklim Banjarbaru bantu modem bagi kelompok tani

Kepala Stasiun Klimatologi Banjarbaru Goeroeh Tjiptanto menyerahkan bantuan modem kepada Ketua Poktan Mekar Jaya Lestari Kelurahan Loktabat Utara Banjarbaru yang anggotanya menjadi peserta Sekolah Lapang Iklim (SLI) Operasional di instansi itu. Foto Yose Rizal/Antaranews Kalsel

Cuaca dan iklim bukan penghambat usaha pertanian tapi bisa disesuaikan petani dengan kearifan lokal sehingga produktivitas pertanian bisa berjalan dengan baik dan ketahanan pangan tetap terjaga

Banjarbaru (ANTARA) - Stasiun Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Banjarbaru membantu modem bagi kelompok tani untuk memudahkan penyampaian informasi terkait cuaca dan iklim.

Kepala Stasiun Klimatologi Banjarbaru Goeroeh Tjiptanto di Banjarbaru, Senin mengatakan, pihaknya memberikan bantuan modem bagi kelompok tani peserta Sekolah Lapang Iklim (SLI) Operasional tahun 2020.

"Bantuan satu unit modem diberikan kepada kelompok tani yang menjadi peserta SLI Operasional. Tujuannya memudahkan informasi maupun sosialisasi yang disampaikan kepada petani," ujarnya.

Disebutkan, bantuan peralatan untuk mendukung telekomunikasi itu sudah diberikan kepada dua kelompok tani yakni Kelompok Tani Desa Samuda, Kecamatan Daha Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS).

Kemudian, Kelompok Tani Mekar Jaya Lestari Kelurahan Loktabat Utara, Kecamatan Banjarbaru Utara Kota Banjarbaru yang mengikuti SLI Operasional, Senin (31/8) di Stasiun Klimatologi Jalan Trikora Banjarbaru.

"Modem memudahkan informasi yang disampaikan kepada petani karena sudah dibuat WA grup sehingga bisa saling berbagi informasi melalui video secara virtual tanpa harus datang ke lokasi," ungkap Goeroeh.

Dijelaskan, peserta SLI Operasional adalah kelompok tani yang diberikan informasi dan pengetahuan tentang cuaca dan iklim sehingga mereka bisa memulai musim tanam sesuai kondisi dan karakteristik tanaman.

"Tujuan utama SLI Operasional bukan untuk meningkatkan produksi atau hasil pertanian tetapi menyampaikan informasi cuaca dan iklim sehingga membantu petani memulai tanam sesuai kondisi alam," ungkapnya.

Dikatakan, cuaca dan iklim bukan hambatan bagi petani yang bercocok tanam karena tidak bisa diubah tetapi bisa diikuti dan disesuaikan dengan kearifan lokal sehingga produktivitas pertanian terus berjalan.

"Cuaca dan iklim bukan penghambat usaha pertanian tapi bisa disesuaikan petani dengan kearifan lokal sehingga produktivitas pertanian bisa berjalan dengan baik dan ketahanan pangan tetap terjaga," katanya.

Ketua Kelompok Tani Mekar Jaya Lestari Kelurahan Loktabat Utara Aris Effendi berterima kasih anggotanya diikutsertakan SLI Operasional karena membantu mengetahui informasi tentang cuaca dan iklim.

"Kami berterima kasih kepada Stasiun Klimatologi Banjarbaru karena melalui SLI Operasional dapat mengetahui cuaca dan iklim hingga bisa memulai masa tanam dan terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan," katanya.