London (ANTARA) - Konsul Jenderal RI di Toronto, Leonard F. Hutabarat mendorong lembaga pendidikan tinggi Indonesia untuk menjalin kerja sama dengan Kanada dalam mengembangkan teknologi nuklir kedokteran dan pertanian.
Hal ini disampaikan Konjen RI Toronto ketika menjadi narasumber dalam webinar bertema Internationalizing Higher Education: Opportunities for Collaborations between Canada and Indonesia.
Pensosbud KJRI Toronto, Sturmius Teofanus Bate kepada Antara London, Senin mengatakan Webinar diadakan oleh platform edukasi online, Reducates bekerja sama dengan Ikatan Ilmuwan Internasional Internasional.
Baca juga: Upacara HUT RI di Pamukan Utara, Pengibar bendera hanya tiga orang
Tujuan diadakan webinar adalah untuk ikut memajukan pendidikan tinggi Indonesia dengan mendorong kolaborasi yang lebih luas dengan lembaga pendidikan tinggi Kanada.
Selain Konsul Jenderal RI Toronto, sebagai narasumber dalam seminar tersebut adalah Prof. Dr. Erika Budiarti Laconi, M.S., Wakil Rektor Bidang Bisnis IPB serta Dr. Phil. Sahiron Syamsuddin, M.A., Wakil Rektor Bidang Administrasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Konjen mengatakan bahwa Kanada berada di urutan ke-3 dunia sebagai tujuan utama mahasiswa internasional (setelah Amerika Serikat dan Australia). Menurut Imigrasi Kanada (IRCC) jumlah mahasiswa internasional di Kanada hingga 2019 mencapai 642.000 orang dan tersebar di Provinsi Ontario (48%), British Colombia (23%), Quebec (14%) dan beberapa provinsi lainnya (15%).
Baca juga: LVRI terharu PPM gelar upacara HUT ke-75 RI
Sementara itu, jumlah mahasiswa Indonesia yang menempuh studi di Kanada, khususnya di wilayah kerja KJRI Toronto mencapai 1.446 orang (2020) dan terkonsentrasi di kota Toronto, Mississauga, dan Hamilton.
Tingginya jumlah mahasiswa internasional di Kanada mencerminkan pengakuan dunia terhadap kualitas pendidikan tinggi di negara tersebut. Selain itu, komposisi penduduk yang multikultur dan toleran menjadi daya tarik tersendiri bagi mahasiswa asing untuk menempuh pendidikan di Kanada.
Insentif yang lain yang diberikan oleh Pemerintah Kanada adalah izin untuk bekerja (part time) antara 20-40 jam per minggu, serta izin kerja setelah menyelesaikan pendidikan di Kanada.
Khusus di wilayah Toronto (Provinsi Ontario), terdapat University of Toronto yang memiliki Studi Islam, McMaster University yang menawarkan teknologi nuklir untuk dunia kedokteran, maupun University of Saskatchewan yang menawarkan teknologi nuklir untuk pengembangan inovasi pertanian, kedokteran nuklir serta teknik nuklir.
Wakil Rektor IPB Bidang Bisnis memberikan catatan mengenai kolaborasi IPB dengan 286 mitra universitas/lembaga pendidikan tinggi di dunia yang sangat mempengaruhi kualitas dan reputasi dalam World University Rankings (WUR).
Sejumlah program kolaborasi yang telah dikembangkan IPB adalah pengajaran mata kuliah dalam bahasa Inggris, Joint Program/Double Degree Program, International Seminar/Summer course, Staff Mobility Program, Joint Research Program dan Joint Publication.
IPB juga telah menjalin kerja sama dengan lembaga pendidikan tinggi Kanada seperti University of Colombia (UBC), Memorial University of Newfoundland, dan Université Laval.
IPB berharap agar kerja sama dengan Kanada tidak terbatas dengan lembaga pendidikan tinggi tetapi juga institusi bisnis, mengingat IPB memiliki Enterpreneur Student Program yang bertujuan untuk mendorong inkubator bisnis dengan model triple helix (perguruan tinggi, mitra bisnis dan pemerintah).
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Administrasi UIN Sunan Kalijaga menggarisbawahi pentingnya kolaborasi untuk mempelajari best practices dari berbagai negara termasuk Kanada, khususnya manajemen pendidikan tinggi, proses belajar mengajar, daya saing alumni, pengembangan kualitas SDM serta kualitas riset.
Bentuk kolaborasi yang dikembangkan terdiri dari program pertukaran untuk master dan doktor, maupun short course terkait proses belajar mengajar dan manajemen perguruan tinggi.
Sejauh ini, kolaborasi yang telah terjalin dengan lembaga pendidikan tinggi Kanada adalah dengan McGill University selama 25 tahun terakhir sebagai bentuk kerja sama komprehensif antara Kementerian Agama RI dan Canadian International Development Agency (CIDA).
Sebagai tindak lanjut, Konjen RI Toronto mendorong lembaga pendidikan tinggi Indonesia menjalin kerja sama pengembangan kedokteran nuklir dengan McMaster University sebagai satu-satunya perguruan tinggi di dunia yang memiliki reaktor nuklir. Terkait teknologi kedokteran nuklir, Kanada merupakan pemain utama yang menguasai lebih dari 80% produksi medical isotop di dunia.
Selain itu, IPB didorong untuk menjalin kerja sama lebih lanjut dengan University of Saskatchewan dalam pengembangan teknologi nuklir untuk pangan/pertanian. Tawaran kolaborasi Indonesia diyakini akan menarik minat Kanada jika lembaga pendidikan tinggi Indonesia dapat menawarkan added value dari setiap proyek kolaborasi yang ditawarkan.