Banjarmasin (ANTARA) - Pemerintah mengeluarkan paket stimulus untuk sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) seperti Pph final 0,5 persen UMKM ditanggung pemerintah, subsidi bunga dengan lokasi Rp34,15 triliun, dan restrukturisasi Kredit Usaha Rakyat atau KUR.
Kemudian Kementerian Koperasi dan UMKM juga akan menyalurkan bantuan dengan alokasi anggaran Rp28,8 triliun kepada 12 juta pelaku Usaha Mikro yang tidak terjangkau oleh penyaluran kredit melalui sistem keuangan dan perbankan.
Para pelaku usaha pun mengharapkan dapat merasakan manfaat dari stimulus UMKM yang digulirkan pemerintah tersebut.
Karena faktanya hingga kini, banyak pengusaha terdampak pandemi belum mendapatkan program bantuan untuk mengungkit kembali usaha yang anjlok.
"Kalau saya sendiri belum ada merasakan bantuan apapun untuk menopang usaha agar tetap bertahan di masa sulit ini," ucap Ananta Agung Junaedi, owner Ixobox Banjarmasin.
Apalagi menggeluti bisnis barbershop, diakui Edi, begitu biasa pria ini disapa, sangat terpukul ketika masa pandemi COVID-19 melanda. Dimana banyak orang tidak melakukan potong rambut untuk sementara waktu lantaran takut bersentuhan dengan orang lain.
"Pada bulan Maret sampai April penurunan omzet hingga 90%. Kemudian bulan Mei 70%, Juni 60% dan memasuki Juli ada kenaikan omzet yang kisarannya sudah 50% dari kondisi normal sebelum pandemi," jelasnya.
Namun Edi mengaku masih bersyukur lantaran mendapatkan subsidi dari pihak rekanan terkait pengurangan nilai sewa dan pengurangan jam kerja karyawan.
"Kami kasihan dengan karyawan. Segala upaya kami lakukan supaya kita tidak melakukan PHK," bebernya.
Kepada para pelanggan sendiri, dipastikan Edi jika Ixobox sebagai barbershop premium telah menerapkan protokol kesehatan secara ketat dalam rangka pencegahan penularan COVID-19.
"Jadi masyarakat tidak perlu ragu untuk potong rambut di Ixobox. Lingkungan kerja kami telah menerapkan standar protokol kesehatan sehingga membuat pelanggan merasa aman dan nyaman tentunya," tandasnya.