Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Gubernur Kalimantan Selatan Rudy Ariffin mengeluhkan terus menurunnya indeks demokrasi Kalimantan Selatan antara lain disebabkan adanya peraturan daerah yang bernuansa syariah yang dinilai mengganggu kebebasan demokrasi.
"Dalam beberapa tahun terakhir, indeks demokrasi kita terus menurun, karena adanya peraturan daerah seperti larangan makan dan minum disembarang tempat saat Ramadhan, bagi umat muslim," katanya di Banjarmasin, Selasa.
Gubernur mengatakan itu dihadapan seluruh peserta studi strategis dalam negeri (SSDN) program pendidikan reguler (PPRA) angkatan 51.
Menurut gubernur, indeks demokrasi Kalsel pata 2010 berada pada peringkat ke-9 dengan nilai 70,94, kemudian pada 2011 peringkat ke-17 dengan nilai indeks 66,47, dan pada 2012 menjadi peringkat ke-23 dengan indeks 61,13 persen.
Merosotnya indeks demokrasi tersebut, tambah dia, antara lain dengan adanya peraturan daerah bernuansa syaraiah misalnya peraturan daerah wajib baca tulis Alquran bagi siswa muslim, yang juga diikuti oleh beberapa kabupaten dan kota di provinsi ini.
Selain itu, adanya demo yang bersifat anarkis, antara lain penutupan jalan tambang, juga masih belum jalannya pendidikan politik di partai.
"Tentang peraturan daerah, kami berpendapat hal tersebut bermanfaat bagi masyarakat, tetapi kok pusat menganggap ini menjadi faktor penurunan indek demokrasi," katanya.
Dihadapan para mahasiswa SSDN yang berasal dari berbagai instansi, baik dari TNI, swasta, pemerintahan juga dari luar negeri yaitu dari Srilanka dan Liberia, Gubernur juga mengungkapkan keberhasilan Kalsel dalam memajukan perekonomian daerah maupun politik.
Menurut Gubernur, proses pemilihan umum legislatif di Kalsel, relatif berjalan aman dan damai, dan kondisi tersebut merupakan salah satu prestasi bagi masyarakat Kalsel, yang perlu mendapatkan penghargaan yang setinggi-tinggi.
"Yang lebih membanggakan, peraih suara terbanyak di Kalsel pada Pemilu legislatif adalah perempuan, yang artinya keberadaan dan kesetaraan perempuan di daerah ini, sudah mulai dihargai," katanya.
Selain Gubernur, hadir sebagai pembicara dalam acara tersebut adalah Ketua DPRD Kalsel Nasib Alamsyah dan Dosen FKIP Universitas Lambung Mangkurat yang pengamat pendidikan Sutarto Hadi.
Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Budi Susilo Supandji mengatakan, kedatangan para siswa pendidikan SSDN Lembahas ke Kalsel, untuk melihat perkembangan ketahanan nasional di provinsi ini.
Menurut dia, Kalsel merupakan salah satu daerah yang cukup menarik untuk dilakukan studi mendalam, yang pada akhirnya akan menjadi bahan seminar untuk menambah wawasan dan pengetahun para peserta.
"Saya kagum dengan pertumbuhan ekonomi Kalsel yang baik. Jadi kalau ada capres datang saya tidak heran," katanya.
Selain itu, Budi juga mengungkapkan, Kalsel merupakan salah satu daerah yang keamanan selalu terjaga dengan cukup kondusif, sehingga perlu menjadi bahan pembelajaran, bagaimana kondisi tersebut bisa tercipta.
"Saya rasa, para peserta akan mendapatkan banyak masukan dengan melihat langsung ke lapangan, dibanding hanya terus membaca buku, jadi saya harap kesempatan ini bisa dimanfaatkan dengan baik," katanya. /e