New York (ANTARA) - Dolar AS jatuh pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), karena sentimen risiko membaik ditopang optimisme bahwa pemulihan ekonomi yang disebabkan oleh penyebaran global virus corona mulai terlihat.
Pelaku pasar mencerna serangkaian data ekonomi Amerika Serikat yang menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Aktivitas manufaktur AS pada Mei naik dari level terendah 11 tahun, tanda terkuat bahwa ekonomi mulai bangkit ketika bisnis dibuka kembali.
Meski demikian, pemulihan dari krisis COVID-19 dapat memakan waktu bertahun-tahun karena pengangguran yang tinggi.
Indeks Manajer Pembelian (PMI) manufaktur AS tercatat 43,1 persen pada Mei, naik 1,6 poin persentase dari pembacaan April di 41,5 persen, lembaga riset Institute for Supply Management (ISM) melaporkan pada Senin (1/6/2020).
Baca juga: Dolar AS melemah ketika sebagian besar pasar keuangan tutup
Para ekonom yang disurvei oleh MarketWatch telah memperkirakan indeks mencapai total 44 persen. Angka Pembacaan di bawah 50 persen menunjukkan sektor ini secara umum masih berkontraksi
"Pasar keuangan tetap optimis bahwa pemulihan ekonomi global tetap ada," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA, dalam sebuah laporan.
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,50 persen menjadi 97,8371 pada akhir perdagangan, terendah sejak 16 Maret.
Baca juga: Dolar AS menguat didukung data ekonomi
Pada akhir perdagangan New York, euro menguat menjadi 1,1132 dolar AS dari 1,1102 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,2493 dolar AS dari 1,2327 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia menguat menjadi 0,6798 dolar AS dari 0,6664 dolar AS.
Dolar AS dibeli 107,59 yen Jepang, lebih rendah dari 107,79 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS tidak berubah mendekati 0,9617 franc Swiss dari 0,9617 franc Swiss, dan jatuh menjadi 1,3577 dolar Kanada dari 1,3777 dolar Kanada.