Oleh Ulul Maskuriah
Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan menggandeng para pemuka agama untuk membantu mengantisipasi berbagai kemungkinan yang tidak diinginkan menjelang pelaksanaan Pemilihan Umum pada 9 April 2014.
Upaya tersebut dilakukan dalam pertemuan dengan seluruh pemuka agama Kalimantan Selatan dalam acara dialog antarumat beragama yang diprakarsai oleh Biro Kesra Pemprov Kalsel di Banjarmasin, Kamis.
Salah satu nara sumber dialog AKBP Sutrisno Satmoko dari Direktorat Intelkam Polda Kalsel mengatakan, bahwa dalam rangka mengantisipasi potensi konflik dalam pemilu maka diperlukan langkah-langkah antisipasi.
Langkah-langkah tersebut, antara lain perlu adanya komitmen untuk cipta damai dan aman di Kalsel oleh semua pihak keamanan dengan mengoptimalkan peran tokoh agama sebagai pembimbing umat agar tetap menjaga perdamaian tanpa melihat partai tertentu.
"Para tokoh agama juga berperan besar untuk memberikan arahan kepada para caleg agar tidak menggunakan materi agama sebagai bahan kampanye dan saling hujat," katanya.
Dialog umat beragama yang dilaksanakan selama satu hari itu, diikuti 55 orang peserta, yang terdiri dari Pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama Kalsel, MUI Kalsel, Kanwil Kementerian Agama, Keuskupan Banjarmasin, Parisada Hindu Dharma Indonesia.
Selain itu juga diikuti oleh Perwakilan Umat Budha Indonesia, Majelis Konghucu Indonesia Kalsel, Organisasi Pemuda, dan berbagai Organisasi Keagamaan di Kalsel lainnya.
Selain dari Polda Kalsel, nara sumber lainnya yaitu Kepala Kanwil Kementerian Agama Kalsel HM Tamberin, Badan Kesbangpol Provinsi Kalsel Yuyu Rahmad, Dit Intelkam Polda Kalsel AKBP Sutrisno Satmoko, dan dari Forum Kerukunan Umat Beragama Kalsel Ilham Masykuri Hamdi.
Kepala Biro Kesra Pemprov Kalsel Herman Taupan mengungkapkan, dialog tersebut dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas kerukunan umat beragama di Kalimantan Selatan (Kalsel), khususnya terkait dengan agenda Pemilu 2014.
Menurut dia, agama memiliki kedudukan dan peran yang sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Terkait dengan agenda pesta demokrasi Pemilu Legislatif 9 April 2014 dan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 9 Juli 2014, agama dapat menjadi penyejuk dan membawa kedamaian bagi umat, sehingga dapat menyikapi perbedaan dengan arif dan bijak.
"Peran para ulama, tokoh agama dan tokoh lintas agama diharapkan dapat memberi kontribusi dengan memberi nilai-nilai agama terhadap demokrasi di daerah, sehingga proses dan dinamika berdemokrasi menjadi lebih baik, lebih berkualitas dan lebih menjamin terpenuhinya peningkatan kesejahteraan masyarakat, baik lahir maupun batin" katanya.
Kepala Bagian Keagamaan H M Natsir mengemukakan dialog tersebut mengambil tema "Agama sebagai Sumber Etika Berdemokrasi", sebagai upaya menyamakan persepsi dan memberikan pemahaman kepada umat beragama akan komitmen kebangsaan untuk meningkatkan toleransi, menciptakan kedamaian, dan keharmonisan di tengah perbedaan keyakinan, faham, bahkan pilihan politik pada Pemilu 2014 dengan menjunjung tinggi semangat Bhinneka Tunggal Ika.
Pemprov Kumpulkan Pemuka Agama
Kamis, 13 Maret 2014 19:55 WIB