Amuntai, (Antaranews Kalsel) - Kematian unggas jenis itik di Kabupatan Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan jumlahnya terus melonjak mencapai ribuan ekor.
Kabid Kesehatan Hewan dan Kesmavet Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskannak) Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) Putu Susila di Amuntai, Senin mengatakan, dalam kurun 10 hari terakhir ternak itik di daerahnya yang mati mendadak, terdata mencapai 3.042 ekor.
Jumlah tersebut melonjak hampir tiga kali lipat dibandingkan data yang dirilis Dinas Peternakan Kalimantan Selatan (Kalsel) lima hari sebelumnya, tercatat sebanyak 1.290 ekor.
Melonjaknya jumlah kematian ternak itik di Kabupaten HSU ini diduga akibat cuaca ekstrem yang melanda daerah ini.
Ternak itik yang mati secara mendadak pertama kali dilaporkan terjadi di Kecamatan Amuntai Tengah dan Babirik.
Menurut Putu, tim peneliti dari Balai Veteriner Banjarbaru, Kamis (6/3) datang ke Kabupaten HSU untuk mengambil sampel ternak itik yang mati untuk dibawa ke laboratorium guna diteliti penyebabnya.
Namun hingga kini, Diskannak HSU masih menunggu hasil pengujian sampel tersebut sehingga belum berani mengambil kesimpulan, apakah kematian mendadak ribuan ternak itik tersebut disebabkan serangan virus Avian Influenza (AI) atau yang lebih dikenal dengan Virus Flu Burung atau bukan.
"Kami belum berani memastikan apakah penyebabnya virus flu burung karena masih menunggu hasil uji sampling," kata Putu.
Namun berdasarkan pengamatan gelaja fisik yang dialami ternak itik yang mati itu, katanya, mendekati kemiripan dengan gelaja flu burung.
"Kami masih harus menunggu hingga tiga hari kedepan untuk mengetahui hasil pengujian Laboraturium Balai Veteriner yang diinformasikan baru selesai pada Kamis (14/3)," katanya.
Kepala Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Selatan Sabrie Madani sebelumnya mengatakan, pihaknya telah menetapkan kebijakan siaga flu burung menyusul kematian ribuan itik pada empat kabupaten di wilayah setempat.
"Status Kalsel siaga flu burung dan kematian ribuan itik pada tiga dari empat kabupaten sudah dinyatakan positif terserang flu burung," ujarnya dalam jumpa pers di Kantor Dinas Peternakan di Banjarbaru, Minggu (/3).
Disebutkan, itik yang mati dan dinyatakan positif akibat terserang flu burung itu berada dalam satu lokasi peternakan di Desa Pulosari Kabupaten Tanah Laut berjumlah 1.498 ekor.
Kemudian di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) pada 20 Februari 2014 ditemukan 1.970 itik mati tersebar di empat kecamatan yakni Kandangan, Sungai Raya, Angkinang dan Kelumpang.
Satu kabupaten lagi adalah Hulu Sungai Tengah itik yang ditemukan mati pada 20 Februari 2014 mencapai 16.200 ekor tersebar di tiga kecamatan yakni Labuan Amas Selatan, Pandawan dan Haruyan.
"Kasus terakhir adalah kematian 1.290 ternak itik pada tiga kecamatan di Kabupaten Hulu Sungai Utara yakni Amuntai, Amuntai Tengah dan Babirik dan penyebabnya belum diketahui karena masih menunggu hasil uji lab," ucapnya.
Kematian Itik HSU Terus Melonjak
Senin, 10 Maret 2014 20:20 WIB