Banjarbaru (ANTARA) - Harga batu bara dunia yang anjlok akibat pandemi COVID-19 diharapkan tak berimbas pada perusahaan yang bisa saja merumahkan karyawan atau mengambil langkah lainnya sebagai bentuk melakukan efisiensi.
"Saat ini memang masa sulit perusahaan batu bara karena turunnya harga hampir 30 persen. Kita tentu tidak ingin ada dampak lebih besar dari pandemi corona ini, jangan sampai ada penutupan perusahaan hingga PHK dan sebagainya," kata Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kalimantan Selatan Isharwanto di Banjarbaru, Rabu.
Merosotnya harga emas hitam itu, kata dia, diprediksi akan dirasakan dampaknya tiga bulan ke depan. Untuk itulah, Isharwanto mengharapkan perusahaan pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan pemegang Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) dapat tetap bertahan.
"Jadi meski harga turun tetapi perusahaan diharapkan tetap jalan. Karena saya tidak bisa membayangkan dampaknya jika karyawan dirumahkan. Contoh PT Adaro saja karyawannya 23 ribu, belum perusahaan lainnya yang memiliki ratusan karyawan," bebernya.
Sementara salah satu perusahaan batu bara nasional PT Adaro Energy Tbk memastikan komitmen mereka untuk sedapat mungkin tidak akan merumahkan karyawan meski diterpa masa sulit akibat virus corona.
Namun salah satu langkah yang diambil Adaro yaitu menerapkan protokol pencegahan COVID-19 yang begitu ketat di lingkungan kerja seluruh wilayah operasinya.
Banjarmasin Representative Office Department Head PT Adaro Energy Tbk Abdurahman mengatakan, sanksi keras bakal dijatuhkan bagi karyawan yang melanggar ketentuan protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah tersebut.
"Tujuan tidak bukan agar COVID-19 cepat berlalu, karena jika tidak ada komitmen maka penyebaran wabah penyakit ini terus berjalan," tandasnya.
Di sisi lain, dalam upaya membantu daerah zona merah penyebaran corona, Dinas ESDM Kalsel bersama Forum Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Sektor Pertambangan Minerba Kalsel dan Forum Kepala Teknik Tambang Kalsel telah menyalurkan bermacam bantuan.
Di antaranya fasilitas cuci tangan lengkap dengan tandon penampungan air sebanyak 4 unit, Alat Pelindung Diri (APD) untuk tenaga medis 200 buah dan bantuan 300 paket sembako bagi masyarakat terdampak secara ekonomi akibat pandemi COVID-19.
Begitu juga PT Adaro Energy Tbk, juga telah memberikan lima unit ambulan untuk membantu penanganan COVID-19 di wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, dimana PT Adaro Indonesia dan PT Adaro Metcoal beroperasi.
Harga batu bara anjlok akibat COVID-19 diharap tak berimbas pada perusahaan
Kamis, 30 April 2020 5:00 WIB