Marabahan (ANTARA) - Juru Bicara (Jubir) Tanggap Darurat COVID-19 Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan Hj Azizah Sri Widari melaporkan, hingga Senin (20/4) pukul 12.38 Wita, kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Batola tetap 15 orang.
Kondisi tersebut tentu membuat lega masyarakat Batola, sebut dia, mengingat dua hari sebelumnya, yakni Sabtu dan Minggu (18 dan 19 April 2020) pasien positif mengalami peningkatan masing-masing empat orang.
Berdasarkan hasil olah data Dinas Kesehatan (Dinkes) Batola disampaikan Jubir Gustu Percepatan Penanggulangan COVID-19 Batola Hj Azizah Sri Widari menyatakan, untuk Orang Dalam Pemantauan (ODP) saat ini sebanyak 45 orang, Pasien Dalam Pengawasan (PDP) kosong, dan Orang Tanpa Gejala (OTG) sebanyak 58 orang.
Wanita yang juga menjabat Kadinkes Batola itu merinci, untuk kasus 45 ODP masing-masing berasal dari Kecamatan Marabahan enam orang, Bantuil (Cerbon) orang, Rantau Badauh tiga orang, Mandastana lima orang, Jejangkit satu orang, Barambai 17 orang, Wanaraya dua orang, Belawang satu orang, Anjir Pasar dua orang, Tamban dua orang, Semangat Dalam (Alalak) dua orang.
Sedangkan 58 OTG, sebut dia, masing-masing berasal dari Bantuil (Kecamatan Cerbon) satu orang, Rantau Badauh empat orang, Wanaraya 31 orang, Belawang empat orang, Anjir Pasar empat orang, Tamban satu orang, Alalak 12 orang, dan Jelapat (Tamban) satu orang.
Saat ini, terang dia, Pemkab Batola melalui Gustu Percepatan Penanggulangan terus bekerja keras melakukan penanganan dan antisipasi terhadap penyebaran kasus COVID-19.
Berbagai langkah yang dilakukan, papar dia, seperti memberi pengertian dan himbauan kepada masyarakat untuk menghindari penyebaran, mendirikan posko-posko pemantauan titik-titik perbatasan, menyediakan sarana karantina terhadap warga berkategori ODP/OTG, menyiapkan ruang isolasi pada RSUD Abdul Aziz Marabahan, hingga memberikan sembako bagi warga yang terdampak penyebaran COVID-19.
Terkait penanganan COVID-19, Senin (20/4) pagi, Wakil Bupati Batola H Rahmadian Noor menggelar rapat koordinasi bersama tim gugus tugas dan pihak terkait guna membicarakan berbagai langkah dan persiapan, termasuk menyangkut keberadaan pasien ODP/OTG yang dikarantina di SKB Marabahan, ketersediaan sarana, petugas, kelangkapan penunjang hingga penambahan ruang isolasi di RSUD Abdul Aziz Marabahan jika kemungkinan terjadi penambahan pasien positif.
“Semuanya serba darurat dan memerlukan tindakan cepat. Karenanya dalam permasalahan ini membutuhkan kerja bersama dan dukungan semua, baik tim gugus tugas maupun aparat terkait lainnya,” kata Rahmadi.
Sementara itu, Direktur RSUD Abdul Aziz Marabahan H Fathurrahman mengutarakan, untuk mengantisipasi bertambahnya jumlah pasien positif, pihaknya telah menyiapkan ruang isolasi baru di samping ruang isolasi yang terdahulu.
Ruang baru itu, tambah Fathur, yaitu ruang Teratai yang berada di lantai satu dan dua dengan kapasitas masing-masing 14 dan 10 orang.
Kedua ruang itu, terang dia, diperuntukan bagi pasien umum kelas satu dan kelas dua.
“Ya mau tidak mau dalam situasi seperti sekarang untuk mengantisipasi lonjakan pasien positif kita harus menyiapkan ruangan,” paparnya sembari menyatakan, untuk pasien-pasien umum terpaksa menempati ruang kelas III dan VIP.