Banjarmasin (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin Machli Riyadi mengingatkan agar sekolah tidak lengah dengan penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD) dari tempat tersebut.
"Selama 14 hari libur sekolah ini, jangan sampai guru-guru lupa menutup penampungan air, karena jadi sumber berkembang biaknya nyamuk DBD," ujarnya di Banjarmasin, Selasa.
Menurut dia, dengan waktu yang cukup lama libur sekolah ini, guru-guru harus mengantisipasi potensi-potensi tempat berkembangbiaknya nyamuk Aedes aegypti, di tempat bak kamar kecil atau mandi, juga pot bunga yang bisa membuat genangan dan lainnya.
"Sebab kalau sampai tidak diperhatikan serius, selama 14 hari itu nyamuk DBD dewasa tercipta mengancam siswa," tuturnya.
Menurut dia, saat ini semua juga waspada terhadap ancaman nyamuk DBD, karena kasusnya terus meningkat hingga kini sudah 25 kasus sejak Januari.
"Dari delapan kasus, meningkat jadi 21 kasus, kemudian tambah lagi menjadi 25 kasus," tutur Machli Riyadi.
Untungnya, ucap dia, semua yang terjangkit DBD ini dapat tertolong, hingga tidak ada yang sampai menjadi korban jiwa, seperti tahun lalu.
"Tahun lalu kan ada satu korban meninggal dunia akibat DBD ini, tahun ini di bulan yang sama, alhamdulillah, tidak ada, moga semua jangan lengah," ucapnya.
Memang, ucap dia, tahun ini kasus DBD tidak begitu mencuat akibat adanya wabah Corona atau COVID-19 yang melanda negeri tercinta, namun demikian tidak seharusnya, semua terlena di sana, dan melupakan DBD.
"Intinya semua harus menjaga kebersihan, corona atau DBD bisa diantisipasi dengan hidup selalu sehat," ujarnya.