Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan layanan sertifikasi ekspor perikanan dari beberapa negara selama periode Januari hingga Maret 2020 mengalami peningkatan di tengah merebaknya pandemi COVID-19.
"Memang ekspor ke Tiongkok mengalami penurunan di periode yang sama tahun lalu. Tapi di sejumlah negara, ekspor kita meningkat," kata Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) KKP, Rina di Jakarta, Senin.
Baca juga: Pemerintah akan bentuk pokja peningkatan ekspor udang
Menurut Rina, hal itu terlihat dari tumbuhnya ekspor di beberapa negara selama periode Januari - 12 Maret 2020 dibanding periode yang sama pada 2019.
Ia memaparkan beberapa negara tersebut antara lain Amerika Serikat sebesar 44.748,98 ton (Januari-Maret 2020) dibandingkan 36.686,99 ton (Januari-Maret 2019).
Kemudian pada periode yang sama adalah ekspor perikanan ke Thailand yang meningkat dengan total 27.264,73 ton dibanding 11.372,78 ton, lalu ekspor ke Malaysia yang sudah mencapai 15.883,49 ton dibanding 13.008,65 ton, serta ekspor ke Taiwan sebesar 7.823,77 ton dibanding 7.173,04 ton.
Negara tujuan ekspor yang mengalami peningkatan ialah Vietnam sebesar 8.105,75 ton dibanding 7.955,40 ton, Singapura sebesar 6.820,87 ton dibanding 5.883,99 ton, Korea Selatan sebesar 5.964,08 ton dibanding 4.320,34 ton, dan Arab Saudi sebesar 3.908,85 ton dibanding 3.358,19 ton.
Rina memastikan jajarannya tetap memaksimalkan layanan meski terdapat pendemi Covid-19.
Saat ini, BKIPM berpedoman pada Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 27/Kepmen-KP/2020, terkait pegawai yang bertugas langsung di bidang pelayanan, diberlakukan sistem rotasi guna mencegah penyebaran virus corona atau COVID-19.
"Kami bertugas demi pelayanan negara tetap maksimal, terutama dalam hal layanan sertifikat ekspor," tegasnya.
Baca juga: Ekspor Kalsel Januari naik impor turun
Sementara komoditas yang diekspor di antaranya udang vaname 36 ribu ton, lebih tinggi dibanding periode yang sama pada 2019 dengan jumlah sekira 28 ribu ton. Selanjutnya tuna sebesar 19 ribu ton, melebihi periode yang sama di tahun 2019, sebesar 16 ribu ton.
Ekspor ikan cakalang juga sudah menyentuh 19 ribu ton, lebih tinggi dibanding periode yang sama sebesar 18 ribu ton. Kemudian ikan layur, dengan volume ekspor sebesar 9 ribu ton, dibanding 5 ribu ton di periode Januari-12 Maret 2019, serta makarel sebesar 9 ribu ton dibanding 1.000 ton di periode yang sama.
"Tentu ini suatu kabar gembira, optimistis dan suatu peluang di tengah bencana pandemi COVID-19 yang melanda sejumlah negara," ucap Rina.