Banjarmasin (ANTARA) - Arus balik dari mengikuti haul ke 15 Tuan Guru Haji Muhammad Zaini Abdul Ghani atau Guru Sakumpul Martapura Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan (Kalsel) Tahun 1441 Hijriah/2020 padat.
Pantauan Antara Kalsel di Banjarmasin, Senin melaporkan, hingga siang arus lalulintas jemaah padat menuju daerah hulu sungai atau "Banua Anam" provinsi yang terdiri atas 13 kabupaten/kota tersebut.
Banua Anam Kalsel tersebut meliputi wilayah Kabupaten Tapin, Hulu Sungai Selatan (HSS), Hulu Sungai Tengah (HST), Hulu Sungai Utara (HSU), Balangan dan Kabupaten Tabalong.
Bahkan pada ruas-ruas jalan tertentu mengalami kemacetan sepanjang belasan kilometer dari arah Rantau, ibu kota Tapin menuju daerah hulu sungai lainnya.seperti HSS, HST, HSU, Balangan dan Tabalong hingga Kalimantan Timur (Kaltim).
Para relawan dari warga masyarakat tampak kewalahan mengatur lalulintas, terutama kendaraan bermotor roda dua yang seenaknya menerobos/memotong jalan kanan - melawan arus dari daerah hulu sungai.
Sementara ada jemaah yang pulang dari acara haulan Guru Sakumpul Martapura dengan naik mobil pukul 06.00 WITA pada 16.00 WITA baru sampai Lokpaikat Tapin (berjarak sekitar 85 kilometer), berarti makan waktu perjalanan selama 10 jam.
Padahal pada hari-hari biasa (tanpa kegiatan haul Guru Sakumpul) perjalanan pakai mobil dari Martapura - Kandangan, ibu kota HSS yang berjarak sekitar 95 kilometer dengan kecepatan normal hanya makan waktu 2,5 jam.
Kemacetan arus lalulintas menuju daerah hulu sungai Kalsel itu terjadi mulai dari Rantau (117 kilometer utara Banjarmasin), ibu kota Tapin.
Beberapa komentar penumpang angkutan umum, pengaturan arus balik jemaah Guru Sakumpul kurang pas atau tidak ada perencanaan dini sehingga terjadi kemacetan arus lalulintas menuju daerah hulu sungai tersebut.
Dalam suasana arus balik jemaah haul Guru Sakumpul Martapura itu, rest area/tempat peristirahatan tidak lepas dari sasaran warga masyarakat untuk menikmati makan-minum gratis.
Arus balik haul Guru Sakumpul padat
Senin, 2 Maret 2020 17:00 WIB