Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengajak perusahaan rintisan (startup) untuk memanfaatkan program kementerian Kampus Merdeka guna mencari talenta digital.
"Masalah yang dihadapi startup, developer (pengembang) sekarang adalah kesulitan menemukan orang (talenta digital)," kata Nadiem saat acara bincang-bincang di Microsoft Digital Economy Summit //DevCon/ di Jakarta, Kamis.
Untuk mengatasi hal tersebut, Nadiem, yang mendirikan decacorn Gojek, meminta para perusahaan rintisan yang sudah memiliki tim pengembang digital yang kuat untuk memasukkan program magang mereka ke Kemendikbud.
Jika disetujui kementerian, lowongan tersebut bisa diinformasikan ke berbagai perguruan tinggi.
Awal tahun ini, Kemendikbud mengumumkan kebijakan pendidikan untuk perguruan tinggi bernama Kampus Merdeka, bagian dari program Merdeka Belajar.
Pada kebijakan tersebut, mahasiswa diberikan kesempatan selama 3 semester untuk mengambil materi di program studi lain dan mencari pengalaman di luar kampus.
Kegiatan di luar kampus tersebut bisa berupa magang di perusahaan.
Nadiem mengibaratkan kegiatan belajar di kampus seperti berenang, mahasiswa tidak bisa hanya berenang di kolam renang, sementara, pada kemudian hari mereka harus menghadapi laut.
Memberikan kesempatan para mahasiswa untuk magang dan terlibat berbagai proyek diyakini bisa membantu menciptakan generasi yang inovatif, kolaboratif dan memiliki karakter yang kuat.
Ketika ditanya apa saja kebijakan dari kementerian untuk mendukung para developer, pengembang teknologi, Nadiem justru meminta mereka untuk membantu program-program pemerintah.
Nadiem juga mengajak para pengembang untuk kembali mengajar di almamater mereka.
"Tolong, ayo, kita mengajar. Balik ke kampus," kata Nadiem.
Mendikbud ajak startup manfaatkan program kementerian Kampus Merdeka
Jumat, 28 Februari 2020 9:48 WIB
Masalah yang dihadapi startup, developer (pengembang) sekarang adalah kesulitan menemukan orang (talenta digital)