Banjarmasin (ANTARA) - Hamparan sampah dari eceng gondok bercampur ranting dan batang kayu kembali numpuk di sungai Martapura Banjarmasin di bawah Jembatan Pasar Lama sejak tadi malam.
Para pasukan turbo atau pasukan pembersih sungai dan drainase Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (Dispupr) Kota Banjarmasin pun harus bekerja keras membersihkannya, sejak pagi (Jumat, 30/1).
"Kita harus lembur ini dengan pasukan turbo membantu kapal sapu-sapu memberikannya," ujar Kabid Sungai Dispupr Kota Banjarmasin Hizbulwathoni di Banjarmasin, Jumat.
Menurut Thony panggilan akrabnya, sampah besar datang ke sungai Martapura wilayah Banjarmasin sejak kemarin (Kamis), karena terbawa aliran deras dari hulu sungai.
"Banjarmasin kan dibagian paling hilir sungai Martapura, hingga mendapat serangan sampah tersebut," paparnya.
Selain banyak tersangkut di bawah Jembatan Pasar Lama, juga sebagian ada tersangkut di bawah jembatan Antasari.
"Tapi yang paling parah itu di bawah jembatan Pasar Lama, sebelumnya sampah menutup total jalur transportasi sungai," papar Thony.
Tapi dari info petugas di lapangan kini, sudah ada satu jalur bisa dibuka, hingga transportasi sungai kembali bisa melalui.
Menurut dia, sampah yang ada di sungai Martapura itu sebagian diangkat, sebagian besar di larutkan lagi atau diurai untuk terbawa arus ke muara laut.
"Karena kan sampahnya sangat besar sekali menumpuk, puluhan hingga ratusan ton itu, untuk tidak cepat terpaksa dilakukan seperti itu," terangnya.
Karena sampah besar ini datang, hampir tidak bisa dihadang, walaupun sudah dibuat pampangan di bagian hulu sungai wilayah Banjarmasin.
Bahkan kapal sapu-sapu yang kini disewa Balai Wilayah Sungai juga tidak mampu menahannya, hingga tertumpuk besar di bawah jembatan itu.
"Ya, ini memang sudah sering kali terjadi, hingga perlu koordinasi semua kabupaten/kota untuk menangani ini, sebab sungai Martapura mengaliri beberapa daerah," pungkasnya.
Hamparan sampah kembali numpuk di bawah jembatan Pasar Lama
Jumat, 31 Januari 2020 14:08 WIB
Karena kan sampahnya sangat besar sekali menumpuk, puluhan hingga ratusan ton itu, untuk tidak cepat terpaksa dilakukan seperti itu