Palembang (ANTARA) - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo ingin wilayah Sungsang di Kabupaten Banyuasin menjadi Tempat Pendaratan Ikan strategis karena memiliki potensi yang besar.
"Potensi ikannya bisa 700.000 ton per tahun, jika 50.000 ton saja yang masuk ke Sumsel maka suplai aman, apalagi pasarnya sangat dekat (Palembang)," kata Edhy Prabowo saat silaturahmi bersama kepala daerah Sesumsel di Kota Palembang, Minggu malam.
Baca juga: Menteri KKP angkat 13 penasihat
Tingginya potensi kolektif ikan tersebut diproyeksikan dari tangkapan kapal-kapal di wilayah laut Sumsel, Riau, Bangka dan Batam, sehingga Tempat Pendaratan Ikan Sungsang akan menjadi yang terbesar di Sumsel.
Potensi itu juga didukung dengan percepatan pengurusan Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI) yang hanya butuh hitungan jam agar para nelayan dapat melaut tanpa kendala perizinan serta didukung akses permodalan.
Baca juga: Jaga Natuna, Menteri Edhy perlu reorientasi pengawasan laut
Kendati potensi dari perairan laut tinggi, ia meminta Pemprov Sumsel tetap menggenjot sektor perikanan budidaya yang tidak kalah tinggi potensinya, dengan area perairan umum mencapai 2,5 juta hektar membuat Sumsel berpeluang unggul pada sektor tersebut.
"Kami yakin Sumsel sudah membuktikan bisa menghasilkan potensi dari sektor perikanan budidaya di perikanan danau, rawa dan sungai," tambah Edhy.
Salah satunya potensi budidaya indungan ikan di Kabupaten Musi Rawas yang dapat menyuplai bibit ikan ke 9 kabupaten di 3 provinsi di sekitarnya, kata dia, namun butuh komitmen kepala daerah yang kuat agar potensi benar-benar tercapai.
Selain itu Pemprov Sumsel perlu menggenjot kuantitas ikan khas daerah seperti Belida dan Baung yang saat ini semakin berkurang jumlahnya di tengah permintaan yang masih tinggi.
"Semua jenis ikan di Sumsel sudah bisa diperbanyak, baik ikan belida, ikan baung, sampai ikan gabus, tinggal dibutuhkan kesungguhannya stakeholdernya saja agar ikan ini terus bertambah dan tetap terjaga," demikian Edhy.