Banjarmasin (ANTARA) - Keberadaan Pos Penjagaan TNI Angkatan Laut Trisakti Banjarmasin di bawah jajaran Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Banjarmasin, selama ini dapat memberikan rasa aman aktivitas pelayaran dan masyarakat nelayan yang sehari-hari hilir mudik di perairan Sungai Barito dan sekitarnya.
Dilengkapi berbagai sarana kapal patroli seperti dua speedboat kecil, satu speedboat berkecepatan tinggi jenis rigid inflatable boat (RIB) hingga Kapal Angkatan Laut (KAL) Kumai, personel TNI AL yang berjaga siap siaga 24 jam mengamankan perairan dari berbagai ancaman tindak kejahatan hingga memberikan bantuan operasi SAR (Search and Rescue) jika terjadi insiden laka air.
"Speedboat RIB dioperasionalkan pasukan Second Fleet Quick Respons (2FQR), tim fungsi taktis untuk reaksi cepat Lanal Banjarmasin," kata Lettu Laut (P) Suhartoyo ketika ANTARA mengunjungi Pos Penjagaan TNI AL Trisakti Banjarmasin yang dipimpinnya.
Lokasinya yang strategis berada tepat di samping objek vital nasional Pelabuhan Trisakti Banjarmasin, Pos Penjagaan TNI AL Trisakti tentu punya tugas dan tanggung jawab besar turut menjamin keamanan di areal pelabuhan guna menjaga keberlangsungan kegiatan kepelabuhanan.
Apalagi Pelabuhan Trisakti Banjarmasin jadi pintu gerbang utama arus penumpang angkutan laut dan juga barang yang masuk ke Kalimantan Selatan, sehingga keamanan dan keselamatan pelayaran mutlak harus dijamin demi kegiatan perekonomian daerah dan khususnya lagi di sektor maritim.Seperti saat ini, personel Pos Penjagaan TNI AL Trisakti Banjarmasin fokus mendukung Posko Terpadu Angkutan Laut Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 dengan peningkatan intensitas patroli perairan.
Suhartoyo mengungkapkan, situasi keamanan perairan relatif kondusif. Namun, hanya kejahatan konvensional seperti pencurian batubara di atas tongkang atau kerap disebut "batubara karungan" yang masih kerap terjadi.
Pihaknya pun beberapa kali menindak pelaku dan menyerahkannya ke Direktorat Polisi Perairan dan Udara (Ditpolairud) Polda Kalimantan Selatan untuk proses hukum lebih lanjut.
"Kecelakaan kerja di atas kapal juga beberapa kali terjadi hingga menelan korban jiwa. Kemudian kasus orang tenggelam, kami juga bantu lakukan pencarian dalam operasi SAR," tuturnya.
Suhartoyo pun mengaku bersyukur semua unsur di bidang kemaritiman terjalin koordinasi yang baik. Sehingga setiap ada insiden di perairan, semua kompak bersatu padu dalam operasi bersama yang saling mendukung.
"Masyarakat pesisir juga terus kami bina sebagai potensi maritim yang harus dijaga. TNI AL sebagai penjaga kedaulatan negara di laut harus ditopang seluruh rakyat sebagai kekuatan besar bangsa Indonesia," pungkasnya.
Lanal Banjarmasin yang berada di bawah komando Lantamal XIII Tarakan, memiliki wilayah kerja yang cukup luas meliputi dua provinsi yaitu paling timur berdiri Pos Angkatan Laut (Posal) Sungai Danau, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan hingga paling barat Posal Kuala Jelai, Kabupaten Sukamara, Kalimantan Tengah.
Total ada 13 Posal yang siap siaga menjaga keamanan laut dengan satu komando yang kini dipimpin Komandan Lanal Banjarmasin Kolonel Laut (P) Sandharianto.
Danlanal mengatakan, di antara potensi kerawanan maritim di perairan Provinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah yang patut diwaspadai konflik antar nelayan seperti penggunaan bom ikan dan kehadiran nelayan cantrang dari daerah lain.
Kemudian keselamatan pelayaran juga jadi fokus perhatian Lanal Banjarmasin karena cukup seringnya laka air terjadi. Dimana dinamika perkembangan maritim sangat pesat. Terutama sektor pertambangan yang memicu peningkatan jumlah tongkang hilir mudik. Di sisi lain, hal ini bisa memicu timbulnya tindak pidana seperti ilegal BBM di atas kapal.
"Namun syukur alhamdulilah, sinergitas semua unsur aparat sektor maritim di sini sangat bagus sehingga kondusifitas dapat terjaga," tandas Sandharianto.