Batulicin (ANTARA) - Desa Sumber Sari Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, menggelar acara bersih desa atau sering disebut dengan slametan atau upacara adat jawa sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT atas rizki yang diberikan.
Ketua Lembaga Adat Desa Sumbersari Kecamatan Sumgai Loban, Samto Suparjo, di Batulicin, Selasa mengatakan, acara adat bersih desa diawali dengan melakukan pembersihan lingkungan pedesaan sejak beberapa hari yang lalu oleh seluruh warga setempat, selanjutnya melakukan arak-arakan nasi tumpeng dan buah buahan yang dibawa ke Balai Desa.
"Nasi tumpeng bersama buah-buahan yang sudah dibawa kebalai desa selanjutnya dilakukan pembacaan do'a oleh tokoh agama untuk setelah selesai makanan tersebut dibagikan kepada tamu undangan dan para kaum fakir miskin," katanya.
Dia mengatakan, dalam acara tersebut panitia juga memberikan santunan sebesar Rp13,8 juta kepada 18 anak yatim di desa tersebut dananya yang berseumber dari swadaya masyarakat.
Dalam acara tersebut panitia juga memberikan hiburan tradisional seperti Tari Serimpi, Kuda Lumping, Wayang kulit pada waktu yang berbeda.
"Huburan tradisional kita pilih adalah sebagai upaya untuk melestarikan budaya-budaya indonesia," ujarnya.
Dia menjelaskan, prosesi adat bersih desa sudah dilestarikan sejak periode 1992 yang digelar setiap 8 Suro. Bersih desa yang dimaksud bukan hanya sekedar membersihkan lingkungan saja, tetapi bersih di luar (lahirlah) dan juga bersih di dalam (batiniah).
Acara adat ini tidak hanya diikuti oleh suku Jawa saja, tetapi seluruh suku yang ada di desa Sumbersari, seperti suku Bali, Lombok dan Banjar. Acara ini merupakan wujud kebersamaan warga dalam melestarikan adat dan budaya.
Dia mengakui hingga kini acara adat tersebut belum mendapatkan perhatian dari pemerintah daerah. Oleh karena itu ia meminta bantuan dari pihak desa untuk membuat Peraturan Desa (Perdes) agar bantuan pemerintah dapat masuk sehingga kualitas acara dapat ditingkatkan menjadi semakin meriah lagi.
Camat Sungai Loban, Rusdiansyah menambahkan, acara kebudayaan seperti ini patut dilestarikan sebagai kebanggaan dan jati diri desa Sumber Sari.
"Kegiatan ini juga merupakan momentum yang tepat untuk mengingatkan masyarakat agar selalu bersyukur atas berkah yang melimpah dari Allah SWT. Semoga tahun depan syukuran ini dapat diadakan kembali," pungkasnya.