Wartawan Meksiko tewas dengan luka tusuk
Minggu, 25 Agustus 2019 15:56 WIB
Mexico City (ANTARA) - Wartawan Meksiko ditemukan tak bernyawa dengan luka tusuk di tubuhnya pada Sabtu, kata pihak berwenang, menambah daftar kematian wartawan di salah satu negara paling berbahaya di dunia bagi pers.
Jaksa negara bagian Meksiko melaporkan pihaknya sedang mendalami penyebab kematian Nevith N, 42, yang mayatnya ditemukan di kota Tejupilco sekitar 122 km dari Mexico City.
Kelompok advokasi Reporters Without Borders mengidentifikasi pria tersebut bernama Nevith Condes Jaramillo, pengelola situs berita lokal El Observatorio del Sur di negara bagian Meksiko.
Condes merilis sejumlah berita yang memicu ketegangan dengan pemerintah daerah. Pada November dan Juni dirinya mendapat ancaman, menurut juru bicara Reporters Without Borders, mengutip informasi yang diperoleh dari rekan sejawat Condes.
Reporters Without Borders mengkhususkan Meksiko sebagai negara paling berbahaya bagi wartawan di Belahan Barat.
Jika terbukti sebagai kasus pembunuhan, maka kematian Condes menambah jumlah pembunuhan wartawan Meksiko menjadi sedikitnya 10 orang tahun ini dibandingkan sembilan orang tahun sebelumnya, menurut kelompok tersebut.
Awal Agustus ini tiga wartawan tewas hanya dalam sepekan saja, termasuk seorang yang mendapat ancaman.
Pembunuhan di Meksiko melonjak dalam paruh pertama 2019 ke rekor tertinggi, berdasarkan data resmi. Maraknya kekerasan menggarisbawahi tantangan yang dihadapi Presiden Andres Manuel Lopez Obrador pascapelantikannya pada Desember. Ia berjanji akan menurunkan tingkat kekerasan di negara yang hancur akibat kartel narkoba tersebut.
Sumber: Reuters
Baca juga: Serambi Indonesia kecam pembakaran rumah wartawan
Baca juga: Polisi diminta usut kebakaran rumah wartawan di Aceh Tenggara
Baca juga: Organisasi Wartawan Malaysia protes Musyawarah UMNO
Jaksa negara bagian Meksiko melaporkan pihaknya sedang mendalami penyebab kematian Nevith N, 42, yang mayatnya ditemukan di kota Tejupilco sekitar 122 km dari Mexico City.
Kelompok advokasi Reporters Without Borders mengidentifikasi pria tersebut bernama Nevith Condes Jaramillo, pengelola situs berita lokal El Observatorio del Sur di negara bagian Meksiko.
Condes merilis sejumlah berita yang memicu ketegangan dengan pemerintah daerah. Pada November dan Juni dirinya mendapat ancaman, menurut juru bicara Reporters Without Borders, mengutip informasi yang diperoleh dari rekan sejawat Condes.
Reporters Without Borders mengkhususkan Meksiko sebagai negara paling berbahaya bagi wartawan di Belahan Barat.
Jika terbukti sebagai kasus pembunuhan, maka kematian Condes menambah jumlah pembunuhan wartawan Meksiko menjadi sedikitnya 10 orang tahun ini dibandingkan sembilan orang tahun sebelumnya, menurut kelompok tersebut.
Awal Agustus ini tiga wartawan tewas hanya dalam sepekan saja, termasuk seorang yang mendapat ancaman.
Pembunuhan di Meksiko melonjak dalam paruh pertama 2019 ke rekor tertinggi, berdasarkan data resmi. Maraknya kekerasan menggarisbawahi tantangan yang dihadapi Presiden Andres Manuel Lopez Obrador pascapelantikannya pada Desember. Ia berjanji akan menurunkan tingkat kekerasan di negara yang hancur akibat kartel narkoba tersebut.
Sumber: Reuters
Baca juga: Serambi Indonesia kecam pembakaran rumah wartawan
Baca juga: Polisi diminta usut kebakaran rumah wartawan di Aceh Tenggara
Baca juga: Organisasi Wartawan Malaysia protes Musyawarah UMNO