Martapura,(Antaranews Kalsel) - Berbicara di tengah kaum ibu di Pendopo Mahligai Sultan Adam, Kota "intan" Martapura, ibukota Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan tak membuat artis yang berusia mendekati setengah abad ini kikuk.
Berbaju warna ungu muda dan berjilbab ungu tua wanita yang bernama lengkap Titi Widoretno Warisman kelahiran Banyuwangi pada 21 Juni 1964, begitu lancar menceritakan semangat Ibu Kartini yang dinilainya begitu cerdas.
Banyak teladan yang bisa dipetik dari kehidupan Ibu Kartini yang bisa diwujudkan dalam kehidupan sekarang, tetapi jangan salah mengartikan, kata neno Warisman (58).
Selama ini emansipasi diterjemahkan terlalu jauh sehingga wanita meninggalkan peran keibuannya. Akhirnya mereka mengejar sektor- sektor publik sehingga anak-anak tercerai-berai.
"Hal ini pasti membuat Ibu Kartini menangis," kata wanita peraih penghargaan Inspiring Woman PKS Award 2008 ini
"Saya cuma ingin mengatakan, jangan melemparkan ini sebagai misi Kartini. Jangan kita salah kaprah mengartikan emansipasi, karena misi Ibu Kartini, wanita tetap menjadi ibu dan menjadi mahkota di dalam rumahnya," kata wanita yang pernah juara baca puisi se-Jakarta.
Menurut aktivis yang pernah kuliah di Fakultas Sastra Perancis Universitas Indonesia ini dimana di suatu daerah terdapat wanita cerdas, maka daerah itu pasti memiliki potensi mengalami percepatan dalam kemajuannya,
"Dari lubuk hati saya selalu berharap dan berdoa, Ya Allah lahirkan lebih banyak lagi perempuan yang cerdas dan berhati nurani, karena wanita demikian mempercepat kemajuan dan pembangunan" kata Neno Warisman.
Penyanyi yang namanya sempat melejit lewat tembang lawas berjudul Asmara karya Guruh Soekarno Putra, berada di Martapura didaulat menjadi pembicara seminar sehari tentang "Keluarga Islami Berkualitas" menyambut peringatan Hari Kartini 2013 oleh Tim Penggerak PKK Kabupaten Banjar.
Ucapan istri dari Ahmad Widiono Doni Wiratmoko keluar setelah adanya pembicaraan dengan Isteri Bupati Banjar, Dra Hj Raudatul Jannah Khairul Saleh, M.Si yang juga ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Banjar ini, di lokasi seminar Pendopo Mahligai Sultan Adam, Martapura .
"Saya terkesan sekali dengan ibu pemimpin dan ibu PKK yang cerdas ini," puji aktris pendukung film Ketika Cinta Bertasbih itu.
Neno pun berharap mudah-mudahan di Kabupaten Banjar ini lahir lagi perempuan yang seperti itu. Cerdas, sederhana dalam berjalan dan bersikap tapi memiliki ketajaman nurani yang luar biasa.
Berbaju warna ungu muda dan berjilbab ungu tua wanita yang bernama lengkap Titi Widoretno Warisman kelahiran Banyuwangi pada 21 Juni 1964, begitu lancar menceritakan semangat Ibu Kartini yang dinilainya begitu cerdas.
Banyak teladan yang bisa dipetik dari kehidupan Ibu Kartini yang bisa diwujudkan dalam kehidupan sekarang, tetapi jangan salah mengartikan, kata neno Warisman (58).
Selama ini emansipasi diterjemahkan terlalu jauh sehingga wanita meninggalkan peran keibuannya. Akhirnya mereka mengejar sektor- sektor publik sehingga anak-anak tercerai-berai.
"Hal ini pasti membuat Ibu Kartini menangis," kata wanita peraih penghargaan Inspiring Woman PKS Award 2008 ini
"Saya cuma ingin mengatakan, jangan melemparkan ini sebagai misi Kartini. Jangan kita salah kaprah mengartikan emansipasi, karena misi Ibu Kartini, wanita tetap menjadi ibu dan menjadi mahkota di dalam rumahnya," kata wanita yang pernah juara baca puisi se-Jakarta.
Menurut aktivis yang pernah kuliah di Fakultas Sastra Perancis Universitas Indonesia ini dimana di suatu daerah terdapat wanita cerdas, maka daerah itu pasti memiliki potensi mengalami percepatan dalam kemajuannya,
"Dari lubuk hati saya selalu berharap dan berdoa, Ya Allah lahirkan lebih banyak lagi perempuan yang cerdas dan berhati nurani, karena wanita demikian mempercepat kemajuan dan pembangunan" kata Neno Warisman.
Penyanyi yang namanya sempat melejit lewat tembang lawas berjudul Asmara karya Guruh Soekarno Putra, berada di Martapura didaulat menjadi pembicara seminar sehari tentang "Keluarga Islami Berkualitas" menyambut peringatan Hari Kartini 2013 oleh Tim Penggerak PKK Kabupaten Banjar.
Ucapan istri dari Ahmad Widiono Doni Wiratmoko keluar setelah adanya pembicaraan dengan Isteri Bupati Banjar, Dra Hj Raudatul Jannah Khairul Saleh, M.Si yang juga ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Banjar ini, di lokasi seminar Pendopo Mahligai Sultan Adam, Martapura .
"Saya terkesan sekali dengan ibu pemimpin dan ibu PKK yang cerdas ini," puji aktris pendukung film Ketika Cinta Bertasbih itu.
Neno pun berharap mudah-mudahan di Kabupaten Banjar ini lahir lagi perempuan yang seperti itu. Cerdas, sederhana dalam berjalan dan bersikap tapi memiliki ketajaman nurani yang luar biasa.